Jakarta (ANTARA) - CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE) John Anis menyampaikan bahwa pengeksporan listrik ke Singapura dapat memberi dampak positif bagi pengembangan fasilitas produksi panel surya di Cikarang, Jawa Barat.
“Tidak harus ekspor listrik ke Singapura, tetapi itu (ekspor listrik) adalah sesuatu yang positif sekali. Kalau itu jalan, sudah pasti (efeknya) bagus sekali,” ujar John ketika ditemui di Jakarta, Senin.
Apabila pemerintah memutuskan untuk mengekspor listrik ke Singapura, John menilai hal tersebut akan berdampak positif terhadap rencana pembangunan pabrik panel surya di Cikarang.
Akan tetapi, kata dia lagi, hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan ihwal ekspor listrik hijau ke Singapura.
“Kami nggak bisa mengharapkan sesuatu yang belum pasti. Terlalu gambling nanti,” kata dia pula.
John menyampaikan bahwa hingga saat ini, Pertamina NRE masih berproses untuk pembangunan pabrik panel surya di Cikarang.
Adapun yang melandasi kehatian-hatian tersebut, salah satunya adalah kondisi pasar panel surya yang naik-turun. Oleh karena itu, John sedang mengkaji lebih detail terkait dengan pembangunan pabrik tersebut.
“Tapi, bahwa kami sudah punya MoU dengan mereka, ada (MoU), kami sudah ber-progress terus dengan mereka. Tetapi, kami sebagai BUMN, prinsip kehati-hatian itu tetap kami jalankan,” kata dia.
Sebelumnya, Pertamina New and Renewable Energy (NRE) menyatakan tengah membangun fasilitas produksi panel surya di Jawa Barat, dengan nilai investasi pada tahap pertama sebesar 40 juta dolar AS atau Rp657,6 miliar (kurs Rp16.441).
Direktur Keuangan Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah ditemui usai acara Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2), menyatakan pembangunan pabrik tersebut dilakukan bersama dengan salah satu perusahaan manufaktur dari China.
Lebih lanjut, menurut dia, pembangunan fasilitas produksi itu ditujukan untuk memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen dari pemerintah.
Selain itu, ia mengatakan, fasilitas produksi tersebut ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2026.
Baca juga: Pertamina NRE kaji proyek baru dari Kenya untuk pengembangan PLTP
Baca juga: Pertamina NRE prioritaskan geothermal mendapatkan pendanaan Danantara
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025