Jakarta (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berkolaborasi bersama masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah (pemda) menyelamatkan habitat terumbu karang di pesisir utara Jawa.
General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama dalam keterangan diterima di Jakarta, Selasa mengatakan upaya itu merupakan komitmen jangka panjang untuk pelestarian lingkungan laut.
"Ke depan, kami berharap masyarakat bisa berdaya secara mandiri dalam menjaga ekosistem laut," ujarnya.
Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti program Orang Tua Asuh Karang di Laut Utara Jakarta dan Jawa Barat (Otak Jawara) di muara laut Tangkolak, Sukakerta, Karawang, Jawa Barat sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Hadir dalam acara penandatanganan, yaitu Muzwir Wiratama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Ai Saaditah Dwidaningsih, Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat Dyah Ayu Purwaningsih, dan Pjs. Kepala Desa Sukakerta Nurhasan.
Penandatanganan prasasti itu menegaskan komitmen untuk mengembalikan kondisi terumbu karang yang sempat rusak akibat aktivitas eksploitasi berlebihan.
Seremoni tersebut menandai tonggak penting dalam program Otak Jawara yang telah dirintis PHE ONWJ sejak 2016. Program itu fokus pada transplantasi terumbu karang, peningkatan hasil tangkapan ikan serta pengembangan ekowisata sebagai alternatif penghidupan bagi nelayan yang terdampak langsung dengan kondisi ekosistem laut yang menurun.
Baca juga: PHE ONWJ rehabilitasi ekosistem terumbu karang di laut utara Karawang
Ahli terumbu karang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Wazir Mawardi mengingatkan bahwa terumbu karang tidak sekedar cantik, melainkan punya peran penting sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari abrasi dan menjadi habitat vital bagi berbagai biota laut.
"Terumbu karang berarti keberlangsungan hidup. Kita harus aktif dalam rehabilitasi," kata Wazir.
Dulu, kawasan perairan Tangkolak, yang membentang seluas lebih dari 4.000 hektare, kaya akan terumbu karang dan mempengaruhi hasil tangkapan ikan yang melimpah. Namun, sejak awal 2000-an, praktik eksploitasi menggunakan alat kompresor marak. Metode tersebut menjanjikan kemudahan ekonomi, namun berisiko tinggi dan merusak terumbu karang.
Nelayan lokal, Dama Saputra (37) mengaku pernah aktif dalam perburuan terumbu karang menggunakan alat seadanya seperti kompresor yang dialiri udara kotor sebagai pengganti tabung oksigen menyelam.
"Saat itu, kami congkel terumbu karang dengan pahat dan palu. Terumbu karang yang kami ambil lalu dijual tanpa menyadari dampak jangka panjang," ujar Dama.
Seiring waktu, hasil tangkapan ikan para nelayan turun drastis hingga 60 persen, sebagai efek kerusakan terumbu karang.b
Implementasi program Otak Jawara membawa dampak positif, dengan upaya transplantasi lebih dari 770 modul karang dan 3.479 fragmen karang selama 2016-2019 dan 2022-2025. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah penggunaan media transplantasi berbentuk paranje, struktur kaki tiga yang stabil serta menyediakan ruang berlindung dan bertelur bagi ikan.
Program Otak Jawara juga dirancang membuka peluang baru bagi warga setempat melalui pengembangan wisata bahari yang ramah lingkungan, yang dapat memberikan penghasilan alternatif bagi nelayan.
Baca juga: Program pemberdayaan masyarakat pesisir PHE ONWJ raih IDEAS 2025
Baca juga: PHE ONWJ hadirkan inovasi paranje untuk melestarikan terumbu karang
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.