Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pengembangan sumber daya manusia digital atau digital talent di bidang keuangan, khususnya inovasi teknologi berbasis blockchain.
Sebagai bagian dari mandat pengembangan inovasi dan penguatan perlindungan konsumen, menurut Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Ludy Arlianto, pihaknya memandang penting untuk mendorong partisipasi publik dalam menciptakan solusi inovatif berbasis teknologi.
Salah satu pendekatan yang dinilai efektif untuk mendorong pengembangan SDM digital di bidang keuangan digital, lanjut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, melalui penyelenggaraan Hackathon Inovasi Keuangan Digital.
"Kegiatan ini dapat terus mendorong pengembangan digital talent di bidang keuangan digital, utamanya inovasi teknologi berbasis blockchain," ujarnya.
Selain ditujukan untuk terus mendorong pengembangan digital talent di bidang keuangan, Ludy menambahkan Hackathon Inovasi Keuangan Digital juga menjadi wadah kolaborasi antara regulator, pelaku industri, pengembang teknologi, dan masyarakat.
Hackathon merupakan ajang peserta berkumpul dan bekerja bersama dalam tim untuk mengembangkan solusi atau produk tertentu dalam waktu yang sangat terbatas, biasanya selama 24 hingga 48 jam, dan peserta harus mengerjakan sebuah proyek dari awal hingga selesai dalam waktu singkat.
Melalui hackathon, jelas Ludy, para builder tidak hanya ditantang untuk membangun produk, tetapi juga menguji ketahanan ide mereka di hadapan para juri dan ekosistem.
Terkait hal tersebut, OJK bersama komunitas developer dan antusias teknologi blockchain dan Web3 (BlockDevId), serta Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) serta Tether, menyelenggarakan workshop "Win the Room, Win the Hackathon" guna membagikan semangat dalam membangun ekosistem blockchain Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia sekaligus Founder BlockDevId William Sutanto menjelaskan workshop tersebut dirancang untuk membantu para blockchain builder mengasah strategi komunikasi, menajamkan relevansi teknis, serta memperkuat mentalitas kompetitif mereka, baik selama proses hackathon maupun setelah meluncurkan inovasi ke masyarakat.
Dia mengungkapkan ketika awal masuk industri blockchain masih sangat susah untuk mengembangkan dan mendapatkan dukungan baik dari pemerintah maupun non pemerintah.
"Sekarang syukurlah dari regulator dan government beserta asosiasi (ABI) sudah sangat support dalam industri Blockchain/Web3 di Indonesia untuk bisa berkembang lebih maju," ujarnya.
Baca juga: Telkom pacu integrasi infrastruktur digital dengan blockchain
Baca juga: Wapres siap dukung santri Ponpes Pandanaran kuasai AI, blockchain
Baca juga: Gibran sebut Blockchain jadi fondasi baru layanan publik RI
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.