Yerusalem/Gaza (ANTARA) - Otoritas Bandar Udara Israel pada Selasa (23/9) mengungkapkan akan menutup Jembatan Allenby, yang dikenal oleh warga Palestina sebagai Jembatan Karama, satu-satunya perlintasan perbatasan darat antara Tepi Barat yang diduduki Israel dengan Yordania "tanpa batas waktu".
Perlintasan perbatasan yang dioperasikan bersama oleh Israel dan Yordania tersebut akan ditutup untuk perjalanan penumpang dan pengantaran barang mulai Rabu (24/9) pagi waktu setempat, sejalan dengan arahan "eselon politik Israel," kata otoritas tersebut.
Kepala Otoritas Perlintasan dan Perbatasan Palestina Nazmi Mohanna juga mengonfirmasi penutupan tersebut dalam sebuah pernyataan. Dia mengatakan bahwa otoritas telah menerima pemberitahuan dari Israel, yang akan berlaku "mulai Rabu, 24 September 2025, hingga pemberitahuan lebih lanjut, di kedua arah".
Pengumuman itu dirilis hanya sehari setelah otoritas Israel membuka kembali perlintasan perbatasan tersebut usai ditutup selama empat hari akibat serangan bersenjata yang menewaskan dua warga Israel. Militer Israel menyebutkan bahwa pelaku penyerangan, yang mengemudikan truk bantuan kemanusiaan dari Yordania, tewas di tempat kejadian.

Israel belum mengomentari secara resmi mengenai penutupan terbaru itu. Namun, Radio Angkatan Darat (Army Radio) Israel melaporkan bahwa penutupan itu bisa jadi merupakan respons awal terhadap pengakuan atas Negara Palestina oleh beberapa negara Barat baru-baru ini.
Perlintasan perbatasan tersebut dilaporkan telah digunakan oleh pejabat senior Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) untuk melakukan perjalanan antara Tepi Barat dan Yordania.
Sementara itu, Israel terus mengintensifkan serangannya terhadap Gaza City melalui serangan bom intensif dan serangan darat, yang mengakibatkan korban sipil berjatuhan dan merusak bangunan tempat tinggal serta fasilitas komersial.
Sumber-sumber medis Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa sejumlah rumah sakit di Gaza telah menerima 26 jenazah akibat penembakan dan pengeboman Israel sejak Selasa dini hari, termasuk 18 jenazah di Kota Gaza.

Sumber-sumber itu mengatakan bahwa tank-tank Israel hanya berjarak 1 kilomeer dari Kompleks Medis al-Shifa di jantung kota tersebut, sementara saksi mata melaporkan bahwa kendaraan militer dan helikopter tempur menembaki segala sesuatu yang bergerak di Jalan al-Nasr, sebelah barat kota tersebut.
Serangan itu juga meningkatkan gelombang pengungsian paksa dari Gaza City ke bagian tengah dan selatan daerah kantong pesisir tersebut.
"Kami mengalami malam yang mengerikan. Pengeboman intensif terjadi di mana-mana, dan daerah kami berubah menjadi kota mati akibat serangan Israel yang tak henti-hentinya selama berhari-hari," kata Mohammed Hamid, dari kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat kota tersebut.

"Saya sudah menunggu truk yang akan membawa saya ke pusat Jalur Gaza selama tiga hari," kata ayah tiga anak itu kepada Xinhua saat mengungsi ke Kota Al-Zawaida di Gaza tengah.
Jumlah korban tewas di Gaza sejak konflik tersebut pecah pada Oktober 2023 telah mencapai 65.382 jiwa, dengan 166.985 orang terluka, demikian disampaikan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.