Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) mengatakan bahwa perjalanan perkembangan virus human papilloma virus (HPV) sehingga menyebabkan kanker serviks terjadi dalam durasi yang tidak cepat atau bertahun-tahun.
“Kanker serviks itu perjalanan penyakitnya lama, bertahun-tahun. Artinya kalau lama, bertahun-tahun, kita bisa mencegah,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa.
Upaya pencegahan yang bisa dimulai dengan skrinning untuk mendeteksi perubahan sel sebelum menjadi kanker hingga vaksin HPV, terlebih, kata dia, kasus kanker serviks di Indonesia menjadi negara dengan kasus kanker serviks terbanyak di Asia Tenggara.
Lewat vaksinasi HPV, kata dia, tubuh memiliki antibodi untuk melindungi diri dari sel-sel kanker serta perubahan-perubahan yang disebabkan oleh virus.
Baca juga: Sampling mandiri tes HPV DNA dapat percepat eliminasi kanker serviks
Selain itu, kata dia, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari perilaku seksual yang berisiko terinfeksi HPV yakni dengan tidak berganti pasangan seksual, tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini kurang dari 20 tahun, hindari terpapar asap rokok baik aktif dan pasif.
Kemudian menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA/papsmear yang hasilnya positif.
Sejumlah kasus kanker di Indonesia, menurutnya kerap terjadi karena wanita seringkali takut melakukan skrinning, sehingga ketika mengalami gangguan baru mulai mencari pertolongan dan bisa saja kondisi tersebut telah memburuk.
Peran POGI, kata dia, mendukung program pemerintah untuk mengeliminasi kanker serviks yang ditargetkan pada 2030.
POGI juga berperan membantu pengembangan pelayanan kanker pada perempuan di Indonesia dengan konsep promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif di layanan primer, sekunder dan tersier sehingga diharapkan mampu meningkatkan harapan hidup perempuan penderita kanker.
Kanker serviks biasanya muncul di leher rahim dan paling umum menyerang perempuan usia 30 hingga 35 tahun. Namun, penyakit ini bisa muncul di usia berapa pun.
Baca juga: Kemenkes: Anak lelaki juga divaksin HPV guna eliminasi kanker serviks
Baca juga: Kanker Serviks sasar ribuan perempuan tiap tahun, kenali gejalanya
Baca juga: Mengapa vaksin HPV penting untuk perempuan?
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.