Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI beserta tim dari fakultas kedokteran dan Kementerian Kesehatan segera meluncurkan satuan tugas (satgas) khusus untuk percepatan produksi dokter di Indonesia.
"Kemarin kami sudah berbicara dengan beberapa dekan fakultas kedokteran, kami juga sudah bicara dengan Pak Menkes kaitannya dengan jumlah dokter yang diminta untuk bertambah itu. Mungkin minggu depan kita akan meluncurkan satgas percepatan," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu.
Menteri Brian menekankan pihaknya melakukan konsolidasi dengan pihak tersebut untuk mengupayakan agar target dokter umum sebanyak 60.000 orang pada 2029 bisa terpenuhi.
Di samping itu, ia juga menyebutkan pihaknya tengah mengupayakan pencetakan dokter-dokter spesialis baru hingga 4.500 personel melalui sistem pendampingan dan pemanfaatan rumah sakit daerah dan kedinasan.
Baca juga: Presiden: Menkes dan Mendiktisaintek tambah fakultas kedokteran
Di samping itu, lanjut Brian, Kemdiktisaintek juga telah berkomunikasi kepada pemerintah-pemerintah daerah (pemda) di Indonesia untuk memberi beasiswa kedokteran kepada putra-putri daerah.
"Kami sudah bicara dengan beberapa dekan, mereka bersedia membuat slot untuk putra daerah, tapi beasiswa dari pemda, sehingga nanti ketika dia selesai, akan ditempatkan ke daerah," ujarnya.
Brian juga menyebutkan pihaknya telah membentuk komite bersama Kemenkes untuk mempermudah komunikasi, untuk memastikan program-program ini bisa berjalan.
Diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk menambah jumlah fakultas kedokteran di kampus-kampus dalam negeri untuk menambah jumlah dokter di Indonesia.
Baca juga: IDI sebut pengelolaan SDM terpusat dorong pemerataan distribusi dokter
Baca juga: Kemenkes-Kemdiktisaintek bentuk komite perkuat pendidikan kedokteran
Presiden meminta jajaran menterinya untuk tidak berkutat dengan prosedur dan peraturan-peraturan usang yang menghambat pemerintahan untuk mengatasi masalah kekurangan dokter di dalam negeri.
"Kita masih kekurangan, kita masih kurang dokter, karena itu Menteri Kesehatan, saya minta juga nanti Menteri Pendidikan, kita harus segera tambah fakultas kedokteran, kita harus tambah juga akademi perawatan, dan kita harus tambah pendidikan spesialis dengan efisien, dan jangan terlalu terhimpit oleh prosedur-prosedur, dan peraturan-peraturan kuno, peraturan yang tidak bisa menjawab kesulitan dan tantangan masa kini," kata Presiden Prabowo (26/6).
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.