Denpasar (ANTARA) - Asosiasi pengembang perumahan (REI) Bali menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi lima persen dapat menggenjot permintaan rumah.
“Dengan penurunan suku bunga itu penjualan rumah berpotensi naik 5-10 persen,” kata Ketua DPD Real Estat Indonesia Bali Anak Agung Darma Setiawan di Denpasar, Bali, Jumat.
Menurut dia, relaksasi fiskal tersebut akan mendorong masyarakat untuk mengakses fasilitas pembiayaan melalui kredit pemilikan rumah (KPR) di perbankan.
Dengan demikian, ia pun mengharapkan pelonggaran suku bunga acuan bank sentral tersebut juga mendorong daya beli konsumen ekonomi menengah termasuk keluarga baru/milenial.
Selain itu, kemampuan para pengembang untuk memperluas proyek perumahan dan pangsa pasar juga berpotensi dilakukan dengan penurunan suku bunga tersebut.
“Akan bertambah pembangunan rumah dari para pengembang,” ucapnya.
Saat ini, lanjut dia, ketersediaan rumah di Bali yang sedang dikerjakan oleh para pengembang anggota asosiasi itu sekitar 2.500 unit, baik untuk segmentasi rumah komersial dan rumah subsidi.
Untuk komersial, lanjut dia, tersebar di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung dengan kisaran harga bervariasi hingga Rp2 miliar per unit termasuk vila dengan kisaran harga Rp5-6 miliar, menyesuaikan luas lahan dan bangunan.
Sedangkan rumah subsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tersebar di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem hingga Kabupaten Jembrana dengan harga sekitar Rp185 juta.
Relaksasi suku bunga acuan itu juga diharapkan menambah kapasitas konsumen untuk memiliki hunian karena kebutuhan rumah diperkirakan masih tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 mencatat kesenjangan angka kebutuhan rumah (backlog) kepemilikan rumah pada 2023 diperkirakan mencapai 9,9 juta.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) sehingga berada pada level 5,00 persen.
BI mencatat pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16 persen masih relatif sama dengan bulan sebelumnya.
Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Pengembang di Bali mulai bangun hunian mewah dorong geliat ekonomi
Baca juga: Pertama Property, Pengembang Properti Terpercaya di Bali, Tawarkan Proyeksi Imbal Hasil 12-16%
Baca juga: Pengembang investasi Rp300 miliar bangun properti di Bali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.