Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Yulian Paonganan optimistis Presiden Prabowo Subianto dapat mendorong produksi garam industri berkualitas dari potensi maritim yang ada.
Hal tersebut dapat dilakukan karena selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional, yang menjadi landasan percepatan penguatan produksi garam dalam negeri.
Menurut pria yang akrab disapa Ongen ini, Indonesia yang terdiri dari 75 persen laut berpotensi untuk memproduksi garam berkualitas. Namun sejauh ini, dia menilai Indonesia hanya mampu memproduksi garam konsumsi dalam jumlah besar.
"Yang perlu dipahami, memproduksi garam industri tidak mudah. Spesifikasinya sangat tinggi, memerlukan dukungan teknologi modern, dan kualitas bahan baku air laut yang kaya NaCl," kata Ongen.
Baca juga: KKP perkuat sinergi bangun kawasan sentra industri garam nasional
Padahal, kata Ongen, Indonesia memiliki banyak wilayah yang berpotensi menjadi tempat produksi garam Industri, salah satunya Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ongen menilai NTT memiliki kriteria yang tepat sebagai tempat produksi garam industri dari mulai Iklim kering dan kualitas air laut yang tinggi.
Hal tersebut, kata dia, menjadikan wilayah seperti Sabu Raijua, Rote Ndao, Kupang, hingga Timor Tengah Utara (TTU) ideal untuk dikembangkan sebagai sentra garam industri.
“Jika pemerintah serius menjadikan NTT sebagai lumbung garam industri, target swasembada 2027 sangat realistis dicapai. Selain mengurangi ketergantungan impor, hal ini juga akan membuka pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan timur Indonesia,” kata Ongen.
Dengan komitmen pemerintah melalui pemberian kebijakan strategis dan dorongan investasi yang besar, Ongen yakin garam Industri dari NTT dapat jadi penopang kuat ekonomi biru Indonesia.
Baca juga: DPR soroti banjir impor dan kebutuhan gas ancam industri nasional
Baca juga: KKP targetkan K-SIGN di Rote Ndao hasilkan 2 juta ton garam per tahun
Baca juga: Menengok pabrik pengolahan garam mentah di Xizang, China
Pewarta: Walda Marison
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.