Pendamping PKH tetap jadi ujung tombak pemanfaatan digitalisasi bansos

2 hours ago 1
Pendamping PKH masih tetap mendampingi masyarakat. Belum semua penerima terbiasa menggunakan teknologi

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) menegaskan peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah tetap menjadi ujung tombak dalam mendampingi penerima manfaat sekalipun digitalisasi bantuan sosial (bansos) mulai diuji coba.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan tidak semua masyarakat penerima bansos terbiasa dengan teknologi digital, sehingga keberadaan pendamping PKH tetap sangat dibutuhkan.

“Pendamping PKH masih tetap mendampingi masyarakat. Belum semua penerima terbiasa menggunakan teknologi. Sambil sosialisasi, mereka juga memberikan pemahaman,” kata Saifullah.

Menurut dia, digitalisasi bansos dirancang untuk mempermudah verifikasi dan validasi data penerima, namun tidak menghilangkan peran pendamping sosial dalam memastikan bantuan tepat guna.

Baca juga: Mensos: Digitalisasi bansos PKH siap diuji coba pekan II September

Selain membantu masyarakat mengakses aplikasi, pendamping juga bertugas melakukan pengecekan lapangan, memverifikasi kondisi penerima, serta memberi edukasi agar bansos digunakan sesuai peruntukannya.

“Jadi, digitalisasi bukan menggantikan peran manusia, tapi memperkuat. Pendamping tetap yang memastikan langsung di lapangan,” ujarnya.

Adapun digitalisasi bansos ini dilaksanakan atas inisiasi dari Kementerian Sosial, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk membantu perbaikan penyaluran bantuan sosial melalui sinkronisasi Data Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dipadankan dengan data kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil) untuk mencegah salah sasaran.

Kementerian Sosial saat ini masih melakukan uji coba digitalisasi bansos di Banyuwangi, Jawa Timur, dan jika dinilai berhasil maka pemanfaatannya akan diperluas ke daerah-daerah lainnya.

"Masih uji coba. Paling tidak tahun depan, itu Insya Allah ya digitalisasi bansos ini sudah bisa benar-benar kita terapkan. Bentuknya mungkin dalam sebuah aplikasi yang bisa diakses semua," kata Saifullah, seraya mengajak agar semua optimistis model ini dapat mempercepat pemutakhiran data, mengurangi salah sasaran, dan menjaga kepercayaan publik terhadap program perlindungan sosial pemerintah.

Baca juga: Mensos ungkap kedepan penyaluran bansos manfaatkan digitalisasi

Baca juga: Kemkomdigi kawal digitalisasi dalam pelaksanaan program bantuan sosial

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |