Jakarta (ANTARA) - Penasihat Presiden Bidang Energi Purnomo Yusgiantoro mendorong partisipasi internasional dan dunia usaha dalam upaya menurunkan emisi karbon di Indonesia.
"Dengan dorongan pemerintah dan partisipasi dunia usaha, kita bisa menurunkan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030, tetapi kalau ada dukungan luar negeri maka penurunan emisi karbon bisa sampai 40 persen bahkan lebih. Jadi dukungan luar negeri sangat penting," kata Purnomo ketika dijumpai di sela peluncuran Center of Excellence for Climate Finance Policy Research, Education, and Training, “RECLICKS,” di Jakarta, Jumat.
RECLIKS merupakan proyek kerja sama Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) dan University of Waterloo dalam FINCAPES Project yang didanai Pemerintah Kanada, dalam rangka memperkuat kerangka kebijakan perubahan iklim (climate change) di Indonesia, terutama di sektor energi.
Melalui kerja sama riset dengan Waterloo University, lanjutnya, PYC juga fokus mendorong sektor energi untuk berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia. Pasalnya, emisi karbon terbesar disebut berasal dari sektor energi.
“Jadi kita ingin sektor energi juga berpartisipasi dalam mengurangi emisi CO2, dan ini menjadi salah satu fokus kerja sama PYC dan Waterloo," ujar Purnomo.
Purnomo menyampaikan, riset yang dilakukan juga menyoroti dampak climate change bagi kesejahteraan rakyat, terutama dalam hal kebutuhan dasar (basic priority), yakni sandang, pangan, dan papan.
Sebagai negara berkembang, lanjutnya, masyarakat Indonesia masih fokus pada pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan, sehingga tidak terlalu konsen dengan masalah lingkungan dan perubahan iklim.
Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang kesadaran masyarakatnya sangat tinggi untuk masalah lingkungan dan perubahan iklim, karena kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi.
"Jadi itu yang kita dorong, di samping riset soal perubahan iklim juga soal sandang, pangan, dan papan untuk kesejahteraan rakyat kita, karena bagaimana pun rakyat kita kan masih memikirkan kebutuhan dasar dalam hidup mereka," ujar Purnomo.
Baca juga: IDXCarbon catat volume transaksi 1.599.516 ton CO2e per 8 Agustus 2025
Baca juga: ESDM nilai CCS/CCUS jadi peluang RI percepat target emisi nol karbon
Baca juga: Kilang Pertamina berhasil kurangi emisi karbon 205 ribu ton
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.