Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat memastikan bahwa wilayah Kabupaten Manokwari aman atau tidak lagi berstatus waspada potensi terjadinya tsunami pascagempa yang melanda Kamchatka Rusia.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani di Manokwari, Rabu malam, mengatakan BMKG memprediksi potensi tsunami terjadi pada pukul 16.18 WIT namun hingga pukul 18.18 WIT tidak terjadi hal menonjol.
"Situasi bisa dikatakan normal setelah dua jam dari waktu yang perkirakan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," kata Lakotani.
Dia menyebut pemerintah daerah telah mengeluarkan imbauan sebelum pukul 16.18 WIT, seluruh warga di kawasan pesisir pantai segera mencari lokasi yang lebih tinggi untuk mengantisipasi tsunami.
Baca juga: BNPB sebut propagasi tsunami di Samudera Pasifik masih berlangsung
Peringatan dini tersebut merupakan upaya pemerintah dalam memitigasi risiko tsunami, sekaligus memberikan waktu bagi masyarakat setempat melakukan evakuasi secara mandiri.
"Sekarang sudah kondusif, jadi kami minta masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing," ujar Lakotani.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Rendani Manokwari Agus Susilo menjelaskan, daerah pesisir memiliki potensi terkena dampak tsunami dengan ketinggian gelombang kurang dari 0,5 meter.
BMKG melakukan pemantauan secara intensif melalui sistem monitoring tsunami nasional dan internasional, sekaligus merekomendasikan agar aktivitas di kawasan pesisir dihentikan sementara.
Baca juga: Tsunami terdeteksi 19 cm di Pelabuhan Sarmi Papua
Baca juga: TNI AL evakuasi personel dan kapal di pangkalan antisipasi tsunami
Peringatan dini tsunami berlaku untuk sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur, meliputi Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya dengan kategori Warning Tsunami PD-2.
Adapun tujuh daerah di Tanah Papua yang masuk kategori waspada tsunami, yaitu Manokwari, Raja Ampat bagian utara, Biak Numfor, Supiori, Sorong bagian utara, Jayapura, dan Sarmi.
Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.