Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalokasikan anggaran Rp105,9 miliar pada 2025 untuk mengoptimalkan upaya penurunan stunting di daerah itu.
Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin di Tulungagung, Minggu, mengatakan komitmen anggaran kesehatan itu bertujuan mempercepat upaya penurunan prevalensi stunting yang pada 2024 telah mencapai titik 13,7 persen.
"Kami ingin prevalensi ini bisa diturunkan lagi hingga mendekati nol (persen)," kata Baharudin.
Pada tingkat nasional, penurunan prevalensi stunting di Tulungagung menjadi salah satu yang tertinggi.
Pada 2018, angka stunting di Tulungagung tercatat sebesar 29,62 persen.
Baca juga: Ketua TP PKK Banten ajak ibu biasakan makan ikan cegah stunting
Berbagai upaya dilakukan, terutama dalam penanganan gizi dan mutu asupan bagi ibu dan anak di seluruh kecamatan Tulungagung.
Hasilnya, pada 2024 prevalensi stunting di daerah itu berhasil diturunkan menjadi 13,70 persen.
Penurunan signifikan tersebut tidak lepas dari kebijakan pemerintah daerah sejak diterbitkannya Perbup Nomor 52 Tahun 2019 yang diperbarui pada 2020. Regulasi ini menjadi dasar berbagai intervensi penanganan stunting.
"Di tahun 2018, kasus stunting di Tulungagung jadi yang tertinggi dengan angka 29,62 persen. Namun berkat komitmen pemkab, kasus itu turun di tahun 2024 menjadi 13,70 persen," katanya.
Baca juga: Wamen Isyana: MBG untuk balita dipastikan teridentifikasi alergen
Baharudin menambahkan, anggaran tahun ini digunakan untuk program penanganan stunting langsung maupun tidak langsung di seluruh kecamatan.
Salah satunya Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, yang pada 2024 menerima Rp667 juta untuk program pencegahan stunting.
"Pada 2022, Desa Jabalsari menyumbang kasus stunting tertinggi mencapai 6,29 persen, lalu turun menjadi 1,59 persen pada 2024," ujarnya.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI, Anastutik Wiryaningsih, menilai capaian Tulungagung cukup signifikan dan ikut menyumbang angka penurunan stunting secara nasional.
"Jawa Timur masuk 15 besar daerah dengan progres baik dalam penurunan stunting. Kabupaten Tulungagung termasuk yang kontribusinya cukup besar," katanya.
Menurut Anastutik, meski target nasional penurunan stunting 14 persen pada 2024 belum tercapai, capaian di sejumlah daerah menunjukkan tren positif dan memberi optimisme terhadap target berikutnya.
Baca juga: BBPOM Jakarta edukasi warga Pulau Tidung terkait gizi dan pangan aman
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.