Pacitan, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Jawa Timur, memulai pekerjaan pengurukan lahan seluas lima hektare untuk pembangunan Sekolah Rakyat (SR) di sekitar Stadion Pacitan.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di Pacitan, Rabu, mengatakan pekerjaan pengurukan memanfaatkan limbah sisa pembakaran batu bara berupa FABA (Fly Ash dan Bottom Ash) yang diolah sebagai material penyangga.
Metode pekerjaannya, lanjut dia, tanah dinaikkan lebih dari satu meter dengan mengerahkan total 41 ribu ton FABA.
Baca juga: Siswa SR Pacitan jalani tes fisik dan pemeriksaan kesehatan
"Targetnya pembangunan Sekolah Rakyat ini selesai tahun 2026," ucap Bupati Indrata.
Lokasi dipilih, kata dia, karena strategis, berada dalam kawasan terpadu dengan fasilitas olahraga seperti stadion dan gedung olah raga, yang diharapkan mendongkrak semangat dan prestasi siswa.
Bupati Indrata mengapresiasi sinergi lintas sektor, khususnya dukungan dari PLTU, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
"Saya menyampaikan terima kasih atas kolaborasi PLTU yang telah memberikan CSR-nya untuk persiapan pembangunan Sekolah Rakyat, dan seluruh pihak yang telah berkenan bersama-sama mengadakan aksi ini," tuturnya.
Baca juga: Dinsos Pacitan fokus sasar anak putus sekolah untuk Sekolah Rakyat
Dia juga berharap langkah awal ini dilanjutkan dengan dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta Kementerian Sosial (Kemensos) agar tahap kedua berjalan lancar.
"Nantinya seluruh kegiatan dari tahap pertama akan dipindah ke lokasi ini," katanya.
Senior Manajer PLN Nusantara Power UP Pacitan Munif menyatakan pihaknya telah menyerahkan 17 ribu ton FABA dari kebutuhan 41 ribu ton.
"Harapannya dalam sebulan ke depan proses penyiapan lahan bisa selesai,” kata Munif.
Baca juga: Menko AHY pantau progres renovasi Sekolah Rakyat Pacitan
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
