Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau, sedang melakukan proses verifikasi dan validasi (verval) terhadap data calon siswa Sekolah Rakyat (SR) di wilayah tersebut.
Wakil Bupati Natuna, Jarmin Sidik di Natuna, Senin, mengatakan proses verval dilakukan melalui kerja sama dengan pihak kecamatan, tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta pendamping tenaga kesejahteraan sosial.
Data yang diverval diperoleh dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, tujuannya untuk memastikan data yang diberikan benar-benar akurat, valid, dan konsisten.
"Data yang telah diberikan oleh Kementerian sebanyak lebih dari 2.000 orang, meliputi anak putus sekolah dan keluarga kurang mampu," ucap dia.
Baca juga: Mensos nyatakan seluruh komponen Sekolah Rakyat telah siap
Baca juga: Mensos pastikan 100 Sekolah Rakyat mulai beroperasi 14 Juli 2025
Verval ini dilakukan menyusul ditetapkannya Kabupaten Natuna sebagai salah satu daerah pelaksana perdana program Sekolah Rakyat.
Dalam pelaksanaan perdana ini, Pemkab Natuna menyiapkan Asrama Haji Kabupaten sebagai lokasi belajar sekaligus tempat tinggal bagi para siswa.
Hal ini sesuai dengan konsep Sekolah Rakyat, di mana siswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga tinggal di asrama untuk mendukung pembentukan karakter dan kedisiplinan.
"Jadi kita menyiapkan Asrama Haji sebagai gedung Sekolah Rakyat sementara," ucap dia.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Natuna Puryanti mengatakan data calon peserta didik berasal dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kemensos RI. Adapun DTSEN yang diperoleh sebanyak 2.147 orang.
"Ini merupakan DTSEN desil satu dan dua (pembagian kelompok yang berlandaskan tingkat kesejahteraan ekonomi)," ujar dia.
Setelah proses verval selesai, calon siswa akan didaftarkan secara daring oleh para pendamping. Pendaftaran dilakukan melalui tautan resmi yang disediakan oleh Kementerian Sosial.
“Semoga semuanya dapat berjalan sesuai harapan,” ujar dia.
Untuk tahap awal, program ini baru menyasar 100 orang sesuai umur untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Jumlah peserta didik untuk program perdana ini adalah 50 orang dari jenjang SD, 25 dari SMP, dan 25 dari SMA,” ucap dia.*
Baca juga: Pemprov Sumbar jelaskan penyebab sejumlah Sekolah Rakyat belum beroperasi
Baca juga: Tiga Sekolah Rakyat di Sumbar siap beroperasi pada 14 Juli
Pewarta: Muhamad Nurman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.