Jakarta (ANTARA) - Aktor pemeran dwarf, Gimli, dalam trilogi film "Lord of the Rings" John Rhys-Davies memaparkan kekhawatirannya bahwa era keagenan akal imitasi (AI) berpotensi mengancam manusia.
"Ada seorang senior AI akhir-akhir ini berkata umat manusia memang menghadapi kepunahan. Dan dia benar, dalam sudut pandang saya, 'Tidak ada masa depan bagi para aktor'," ujar Rhys-Davies di Konvensi Komik Tampa Bay baru-baru ini, sebagaimana dilansir dari Collider, Senin.
Rhys-Davies mengaku memiliki ketertarikan pada sains. Dan menurut dia, dengan AI, manusia seperti menciptakan "spesies baru" yang memiliki potensi pertumbuhan tidak terbatas.
"Ada beberapa iblis yang diciptakan saat kita berbicara sekarang," kata aktor tersebut pula.
Rhys-Davies mengungkapkan rasa pesimisnya akan kemampuan manusia untuk mengendalikan teknologi akal imitasi di era keagenan AI mendatang.
Baca juga: "Believe" tembus seleksi untuk Festival Film Aksi di New York
"Bagaimana kita membayangkan kita bisa mengendalikannya? Saya benar-benar berpikir itu tidak terjadi," kata dia.
Untuk memperkuat argumennya, ia menggunakan teori "ceruk ekologi": "Dua spesies tidak mungkin berbagi ceruk ekologi yang sama."
Ia menyamakan manusia dan AI sebagai dua spesies yang saling berbagi ceruk ekologi yang sama, yaitu tenaga listrik.
"Keduanya bergantung pada satu hal: tenaga listrik," kata aktor tersebut.
Menurut Rhys-Davies, hilangnya pasokan listrik akan berdampak fatal, baik bagi manusia maupun AI.
Meskipun pandangannya terkesan suram, Rhys-Davies menawarkan sedikit nasihat metafora yang ia sendiri meragukan nasihat itu bisa berhasil yaitu "perlakukan AI seperti remaja yang sulit," ucapnya.
Baca juga: Aktor Michael Mando kembali jadi Scorpion di film Spider-Man keempat
Baca juga: Tom Holland perlihatkan kostum untuk film Spider-Man mendatang
Baca juga: Mark Ruffalo akan kembali jadi Hulk di film Spider-Man keempat
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.