Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth memperkirakan bahwa pembangunan jalan layang (flyover) Latumenten di Jakarta Barat bisa mengatasi kemacetan yang disebabkan perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.
Untuk itu, ia mendukung penuh rencana Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta yang akan merealisasikan proyek tersebut tahun ini.
"Saya mendorong agar pembangunan 'flyover' Latumenten agar bisa segera direalisasikan pada tahun ini. Proyek tersebut merupakan langkah positif yang perlu didukung bersama," kata Kenneth di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan bahwa pembangunan jalan layang tersebut merupakan permohonan masyarakat yang disampaikan pada kegiatan reses atau serap aspirasi masyarakat yang dilaksanakan pada 2 tahun yang lalu.
Bang Kent--sapaan akrabnya--menilai pembangunan jalan layang ini sangat diperlukan untuk mengatasi perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.
Baca juga: Jaksel sosialisasi penutupan perlintasan kereta api di Pasar Minggu
Karena, kata dia, saat kereta api (KA) melintas, kendaraan bisa sampai "mengular" hingga puluhan kilometer. Bahkan tak jarang menyebabkan keterlambatan aktivitas warga dan layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.
"Setiap pagi dan sore hari pengendara pasti terjebak macet di perlintasan kereta api, khususnya di daerah Latumenten dan Jalan Satria Raya, Jakarta Barat," ujar Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Apalagi, kata dia, kalau kereta datang dua kali berturut-turut, bisa setengah jam dan sampai satu jam pengendara baru bisa lewat, karena perlintasan di Latumenten sangat aktif dan dianggap sangat mengganggu aktivitas mobilitas pengendara.
Menurut dia, pembangunan jalan layang dua arah di Jalan Latumenten dan Satria Raya ini merupakan solusi paling efektif untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Ia pun meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta segera memasukkan ke dalam program prioritas pembangunan infrastruktur agar tahun ini bisa langsung di kerjakan.
"Karena 'flyover' sudah menjadi kebutuhan mendesak di kota-kota dengan perlintasan kereta api aktif. Jika tidak segera dibangun, dampaknya akan terus meluas, termasuk terganggunya aktivitas ekonomi," kata dia.
Baca juga: Sejumlah lintasan KRL di Jakarta terendam air
Kent pun mengakui, sudah melakukan survei di lapangan terkait kegiatan program pembangunan jalan layang dua arah yang melewati pintu kereta api Satria Raya dan Latumenten Raya, Jakarta Barat.
Ia berharap dengan dibangunnya jalan layang dua arah ini, dapat secara signifikan menanggulangi kemacetan di wilayah Latumenten Raya dan Satria Raya, Jakarta Barat, karena tidak perlu melewati pintu kereta api lagi.
"Saat ini masih dalam proses perencanaan dan proses pengukuran sudut kemiringan tanah, yang menggunakan alat theodolite dan klinometer," katanya.
Jika tidak ada halangan kegiatan pembangunan ini akan dimulai bulan Juli tahun 2025 dan akan selesai di bulan September 2026.
"Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa menanggulangi permasalahan macet yang merupakan fokus utama dan program prioritas Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung Wibowo," ujarnya.
Baca juga: KAI Daop 1 Jakarta catat tren kecelakaan di perlintasan terus menurun
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025