Jakarta (ANTARA) - Pelatih Kebugaran Jansen Ongko merekomendasikan agar rutinitas olah raga dapat dilakukan dengan sejumlah penyesuaian saat bulan Ramadhan, hal tersebut karena saat bulan puasa, terdapat pergeseran jam aktivitas.
“Kalau kita bicara bulan puasa, jamnya kan bergeser nih. Tubuh kita harus beradaptasi lagi,” ujarnya saat ditemui di Kantor Berita ANTARA di Jakarta, Senin.
Untuk menyiasati tubuh agar tetap fit dan tetap mampu menjalankan aktivitas olahraga pada bulan puasa, ia merekomendasikan agar kecepatan, durasi serta jarak dapat diturunkan hal ini terutama bagi masyarakat yang gemar olahraga lari.
Baca juga: 4 Jenis olahraga sederhana yang baik dilakukan saat berpuasa
Sementara bila menggemari latihan kekuatan (strength training), beban dan intensitas dapat dikurangi. “Jadi misalnya dia seminggu lima kali misalnya, jadi dua atau tiga kali dulu. Bisa di-cut kasarnya itu 50 persen di minggu pertama,” tambahnya
Kemudian untuk minggu berikutnya, intensitas olahraga bisa saja ditambah namun dengan tetap memperhatikan kemampuan tubuh.
Terkait waktu yang disarankan untuk olahraga, hal itu bisa dilakukan sesuai dengan kenyamanan masing-masing individu, misalnya saja olahraga dilakukan setelah sahur atau menjelang berbuka puasa.
Di tengah aktivitas di bulan puasa, kata dia, tubuh juga tetap membutuhkan tidur yang cukup termasuk tidur siang agar tubuh tetap bugar. Dirinya juga mengimbau agar beberapa hal dapat dihindari misalnya terik matahari agar tubuh tidak kekurangan cairan dan dilanda rasa haus yang berlebih.
Baca juga: Tips aman berolahraga pada bulan puasa
Untuk tetap menjaga berat badan tetap ideal serta tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, ia mengingatkan agar tetap menjaga asupan yang masuk ke tubuh dan menahan keinginan untuk makan berlebih dari porsi yang seharusnya.
“Misalnya kita mau berbuka, kesalahan teman-teman kita ya yang di bulan puasa itu adalah kalap. Ya kotaknya, gorengan ya masuk. Jadinya ada yang ngomong ke saya, kok bulan puasa naik berat badan. Kalap itu tadi,” tegasnya.
Dengan demikian ia menggarisbawahi bahwa naluri alamiah yakni keinginan untuk makan yang melebihi batas kadang kala menjadi kendala bagi diri sendiri, sehingga kesadaran diri untuk membatasi makanan yang masuk ke tubuh menjadi hal yang harus dilakukan terutama saat berbuka puasa.
Kiat lain yang ia bagikan adalah mengurangi asupan kopi, terutama kebiasaan minum kopi saat sahur, pasalnya hal ini dapat menyebabkan dehidrasi.
Baca juga: Kalsium hingga olahraga pastikan tulang tetap sehat selama Ramadhan
Baca juga: Tiga kiat agar Ramadhan tetap bugar dan seru
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025