FAO peringatkan Gaza terancam kelaparan dan sektor pertanian hancur

5 hours ago 3

Jenewa (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada Senin (12/5) mengeluarkan peringatan keras atas memburuknya bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

FAO menyatakan bahwa wilayah tersebut terancam kelaparan parah, runtuhnya sektor pertanian, serta potensi merebaknya wabah penyakit mematikan jika akses bantuan kemanusiaan tidak segera dibuka dan blokade tidak dicabut.

Peringatan tersebut disampaikan menyusul laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang menyatakan bahwa seluruh penduduk Gaza -- sekitar 2,1 juta jiwa -- kini berada dalam “risiko kritis kelaparan” setelah 19 bulan dilanda perang, pengungsian, dan pembatasan bantuan.

Pada periode 1 April hingga 10 Mei mencatat 93 persen penduduk Gaza, atau sekitar 1,95 juta orang, berada dalam fase IPC 3 atau lebih tinggi, yang berarti masuk kategori “krisis atau lebih buruk.” Dari jumlah tersebut, 244.000 orang berada di Fase 5 (bencana), dan 925.000 lainnya di Fase 4 (darurat).

Laporan tersebut juga memproyeksikan bahwa seluruh penduduk Gaza akan tetap berada di Fase 3 atau lebih tinggi sepanjang periode Mei hingga September.

“Komunitas internasional harus bertindak sekarang. Pemulihan segera akses terhadap pasokan kemanusiaan dan komersial secara besar-besaran sangat krusial,” tegas Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu.

“Setiap penundaan hanya akan memperdalam kelaparan dan mempercepat kematian massal akibat kelaparan.”

Baca juga: PBB: 2,1 juta warga Gaza terancam kelaparan akibat blokade Israel

FAO juga mengungkapkan kekhawatiran atas keruntuhan sektor pertanian Gaza. Sebelum perang, sekitar 42 persen lahan di Gaza dimanfaatkan untuk pertanian.

Namun analisis bersama FAO dan Pusat Satelit PBB (UNOSAT) menunjukkan bahwa 75 persen lahan pertanian dan kebun telah rusak atau hancur, sementara lebih dari dua pertiga dari 1.531 sumur pertanian tidak lagi berfungsi.

Produksi ternak pun nyaris berhenti total, dan kerugian diperkirakan akan terus meningkat karena pasokan pakan dan layanan kesehatan hewan terputus.

“Tanpa pakan dan peralatan medis hewan, para peternak kehilangan sumber pangan penting. Selain itu, hewan yang tidak diobati berpotensi menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat,” jelas FAO.

Sejak 2 Maret, Israel terus menutup jalur masuk ke Gaza untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan. Penutupan ini memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama, menurut laporan dari pemerintah, lembaga hak asasi manusia, dan organisasi internasional.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 52.800 warga Palestina telah tewas akibat serangan brutal Israel di Gaza, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Krisis Gaza: Prancis minta perjanjian Uni Eropa-Israel dievaluasi

Baca juga: UNRWA: Blokade Israel merusak secara permanen kehidupan warga Gaza

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |