Pelaku usaha fesyen ungkap inovasi jadi kebutuhan kembangkan bisnis

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Founder Buttonscarves dan CEO Modinity Group Linda Anggrea menegaskan bahwa menghadirkan inovasi merupakan sebuah kebutuhan bagi perusahaan agar dapat terus berkembang dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

“Bagi kita sebenarnya inovasi itu bukan suatu yang berlebihan, justru sesuatu yang sederhana. Tapi kita merasa inovasi itu jadi suatu kebutuhan buat kita, karena tidak ada pilihan,” kata Linda dalam sesi diskusi yang digelar di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa inovasi sederhana yang dapat dihadirkan salah satunya adalah memahami pasar. Ia mencontohkan, salah satu produk buttonscarves yakni kain hijab tengah mencoba bersaing di pasar Turki.

Baca juga: Inovasi Miu Miu menjadi fesyen Gen Z yang diperhitungkan

“Karena masyarakat Turki mengenakan scarf seperti kita mengatakannya di Indonesia. Segitiga, diikat ke belakang,” katanya lagi.

Namun, kata dia, terdapat perbedaan bentuk scarf untuk pasar Turki, yakni ukuran, material dan pola yang digemari. Dengan riset yang dilakukan, pihaknya pun menyesuaikan diri dengan menghadirkan produk yang sesuai dengan pangsa pasar.

Inovasi inilah yang menurutnya sederhana namun juga diharapkan dapat diterima oleh pasar.

Baca juga: Memanfaatkan potensi fesyen muslim melalui inovasi

“Inovasinya sesederhana ukurannya diubah, material sesuai mereka pakai, sesuai kultur. Dan mari kita sampaikan agar pasar mengetahui. Jadi kita harus menyesuaikan dengan apa yang terjadi di sana,” katanya lagi.

Sebelum pengusaha fesyen berfokus pada penerimaan investasi, ia menyarankan agar pebisnis dapat memperkuat fondasi utama jenama yang dimiliki, di antaranya adalah pangsa pasar serta inovasi.

Inovasi menurutnya menjadi hal krusial yang sebaiknya dihadirkan salah satunya untuk mendekatkan jenama produk dengan konsumen.

Baca juga: Kemenperin: Produk kerajinan fesyen harus mendongkrak inovasi

Pada kesempatan yang sama, Founder Purana dan Co Founder Fuguku, Nonita Respati menambahkan bahwa narasi atau storytelling menjadi hal yang penting dalam memperkenalkan produk.

“Orang benar-benar ingin tahu apa cerita di belakang produk,” katanya.

Hal itulah yang menurutnya perlu dikomunikasikan dan dihadirkan untuk mempromosikan produk, karena produk-produk miliknya mempunyai cerita keterlibatan tangan para ibu-ibu pengrajin di dalam produk yang ingin memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.

Baca juga: Adaptasi dan inovasi, kunci label fashion KAMI berkembang saat pandemi

Baca juga: Konsisten dan inovasi kunci pelaku fesyen bertahan selama pandemi

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |