PCO: Kopdes Merah Putih wujud pemerataan ekonomi

2 months ago 9

Jakarta (ANTARA) - Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih merupakan bagian dari realisasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan kemerdekaan sejati melalui kemandirian dan pemerataan ekonomi, kata pejabat di Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).

“Presiden konsisten. Program-programnya sejalan dengan Asta Cita, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” kata Tenaga Ahli Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO), Fithra Faisal, di Jakarta, Selasa.

Fithra menjelaskan, Kopdes Merah Putih akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat dari bawah ke atas.

Koperasi ini juga menjadi perwujudan dari konsep development as freedom atau pembangunan sebagai kebebasan, sebagaimana diperkenalkan oleh ekonom peraih Nobel, Amartya Sen, kata Fithra menambahkan.

Baca juga: Prabowo: Gudang, gerai simpan pinjam, apotek ada di Kopdes Merah Putih

Konsep ini menekankan bahwa pembangunan sejati adalah proses perluasan kebebasan nyata yang dinikmati oleh individu. Bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang penghapusan “ketidakbebasan" seperti kemiskinan, kelaparan, dan kurangnya hak politik, serta perluasan kemampuan manusia untuk mencapai tujuan mereka.

Dengan demikian, lanjut Fithra, masyarakat akan lebih bebas berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pembangunan tidak lagi bersifat top-down, melainkan bottom-up.

Melalui Kopdes Merah Putih, kata Fithra, Presiden ingin memastikan partisipasi masyarakat di tingkat bawah menjadi lebih signifikan. Koperasi ini diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian desa dan meningkatkan kualitas hidup, terutama bagi petani dan nelayan.

“Kalau kita lihat realitas sehari-hari, khususnya petani, nilai tukar mereka sangat rendah. Kenapa? Karena saat panen, mereka terpaksa langsung menjual hasilnya. Kalau tidak segera dijual, akan busuk. Akibatnya, pendapatan rendah dan produktivitas tidak optimal,” ujar Fithra.

Baca juga: Koperasi Merah Putih diharapkan atasi masalah barang mahal dan langka

Koperasi Desa Merah Putih hadir untuk menjawab persoalan tersebut, antara lain melalui penyediaan gudang penyimpanan, cold storage untuk nelayan, dan fasilitas logistik.

Dengan begitu, hasil panen atau tangkapan bisa disimpan lebih lama dan dijual pada waktu yang lebih menguntungkan, sehingga nilai tambahnya meningkat.

“Kopdes Merah Putih juga meminimalisir tengkulak. Memotong jalur produksi sehingga membuat lebih efisien,” kata Fithra.

Lebih jauh, Kopdes Merah Putih juga diyakini mampu menciptakan lapangan kerja baru di desa, sehingga anak-anak muda tidak perlu lagi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan.

Sebagai ilustrasi, kata Fithra, jika setiap koperasi dikelola oleh enam orang, tiga pengurus dan tiga pengawas, maka 80 ribu Kopdes Merah Putih akan membuka sekitar 480 ribu lapangan kerja langsung di seluruh Indonesia.

“Melalui koperasi, anak-anak muda bisa mulai membangun dari desa, menciptakan peluang-peluang baru dan membuka ruang-ruang ekonomi di kampung halamannya,” demikian Fithra.

Baca juga: Kemkomdigi gandeng Kemenkop siapkan digitalisasi Kopdes Merah Putih

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |