Jakarta (ANTARA) - Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Selasa (22/07), dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.
Sentimen utama masih akan berasal dari proses kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagangnya yang tenggat waktunya 1 Agustus 2025, termasuk Uni Eropa (UE).
“Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan ke level 7.450 sampai 7.470," ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, belum ada lagi negara yang mencapai kesepakatan dagang dengan AS sampai saat ini, menjelang batas waktu 1 Agustus 2025.
Baca juga: BEI yakin transaksi harian Rp13,5 triliun ditopang pemangkasan BI-Rate
Namun, optimisme terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di Bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), menutupi kecemasan terhadap perkembangan negosiasi tarif.
AS mengisyaratkan tidak akan memundurkan tenggat waktu 1 Agustus untuk tarif yang lebih tinggi terhadap Uni Eropa (UE), karena blok tersebut berjuang untuk mencapai kesepakatan tepat waktu.
Namun demikian, AS memperingatkan bahwa tenggat waktu untuk tarif dasar 30 persen sudah ditetapkan pada 1 Agustus 2025.
Dari dalam negeri, pemerintah telah meluncurkan kelembagaan 80.081 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih pada Senin (21/7).
Baca juga: BEI nilai program "buyback" jaga stabilitas harga saham
Koperasi ini dapat mengakses pembiayaan dari bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai maksimal R 3 miliar dengan suku bunga 6 persen melalui KUR, dengan tenor enam tahun untuk modal kerja dan maksimal tenor 10 tahun untuk investasi.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.