Para ahli air rumuskan solusi berkelanjutan atas tantangan air tanah

3 months ago 26

Bandung (ANTARA) - Para ahli air nasional dan internasional berkumpul di Institut Teknologi Bandung (ITB) pekan ini guna merumuskan solusi berkelanjutan atas tantangan pengelolaan air tanah di pesisir tropis, seiring dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim dan tekanan urbanisasi.

Para ahli tersebut berkumpul dalam Konferensi Internasional Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia (PAAI) ke-7 yang digelar bersamaan dengan 8th Asia-Pacific Coastal Aquifer Management Meeting (APCAMM) guna merumuskan solusi komprehensif bersama berbagai pihak terkait.

"Konferensi ini menjadi wadah strategis untuk mempertemukan ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, pelaku industri, dan mahasiswa dari berbagai negara guna merumuskan solusi berkelanjutan atas tantangan pengelolaan air tanah di pesisir tropis," kata Ketua PAAI, Irwan Iskandar, di Kampus ITB Bandung, Selasa.

Irwan mengungkapkan dalam konferensi yang digelar pihaknya dan ITB pada 4-7 Agustus 2025 dengan mengusung tema krusial "Pengelolaan Akuifer Pesisir yang Tangguh di Wilayah Tropis: Adaptasi terhadap Perubahan Iklim dan Urbanisasi" ini diikuti 150 peserta dari 41 institusi nasional dan internasional, termasuk perwakilan dari Vietnam, Malaysia, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, China, Arab Saudi, hingga Belanda.

Dipilihnya Bandung sebagai tuan rumah kegiatan krusial ini, kata dia, karena dinilai sebagai episentrum riset dan kebijakan air tanah di Indonesia.

"ITB memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan berbasis interdisiplin yang menjawab persoalan nyata di lapangan," ujar Irwan yang juga dosen Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumber Daya Bumi FITB ITB.

Selama konferensi, kata dia, beragam isu strategis dibahas dalam bentuk workshop, sesi pleno, panel diskusi, dan presentasi ilmiah. Sebanyak 97 makalah dan 10 poster ilmiah dipresentasikan dengan mengangkat topik mulai dari Dampak perubahan iklim terhadap akuifer pesisir; Penurunan muka tanah dan intrusi air laut; Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh; Strategi pembiayaan sumber daya air berkelanjutan; serta Rekayasa pemodelan banjir pesisir dan hidrogeologi energi.

Puncaknya, kata dia, peserta melakukan ekskursi atau kunjungan lapangan ke kawasan pesisir Jakarta yang terdampak penurunan muka tanah dan eksploitasi air tanah.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Badan Geologi dan mencakup kunjungan ke kawasan konservasi mangrove dan titik pemantauan muka laut di Pantai Indah Kapuk (PIK).

Konferensi ini juga, disebut Irwan, menandai 30 tahun berdirinya PAAI sejak 1995, menjadikannya forum refleksi sekaligus proyeksi masa depan tata kelola air tanah.

"Kita perlu terus menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik kebijakan dalam mengelola sumber daya air tanah secara berkelanjutan," ujarnya.

Sebagai bentuk kontribusi nyata, makalah-makalah terpilih dari konferensi ini akan diterbitkan dalam edisi khusus jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, jurnal akses terbuka yang telah terindeks Scopus, WoS, dan SINTA-2.

Konferensi ITB-PAAI-APCAMM ini menjadi bukti bahwa Indonesia, melalui peran aktif lembaga akademik seperti ITB, mampu memimpin dialog dan kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan kritis di sektor sumber daya air.

"Dengan sinergi antarsektor dan kolaborasi lintas negara, diharapkan pengelolaan akuifer pesisir tropis dapat lebih tangguh dalam menghadapi tekanan krisis iklim dan pertumbuhan kota yang pesat," ucapnya.

Baca juga: Ahli ingatkan pentingnya jaga siklus air bersih berkelanjutan
Baca juga: ITB-Curtin gagas pentingnya desain baterai EV yang dukung daur ulang

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |