Panda merah curi perhatian pengunjung kebun binatang di Myanmar

2 weeks ago 12

Yangon (ANTARA) - Sepasang panda merah bernama Mee Mee dan Maung Maung dengan cepat menjadi bintang di tempat tinggal mereka, Kebun Binatang Yangon (Yangon Zoological Garden). Dengan bulu berwarna cokelat kemerahan, ekor bergaris, dan mata besar yang dipenuhi rasa ingin tahu, mereka berhasil memikat para pengunjung setiap hari.

Kedua panda merah itu tiba dari Kebun Binatang Nay Pyi Taw (Nay Pyi Taw Zoological Garden) pada Januari tahun ini dan kini menjadi salah satu pusat perhatian paling ramai di kebun binatang tersebut.

Kandang mereka, yang menyerupai hutan dan dirancang agar mirip dengan habitat asli mereka, dilengkapi dengan hutan bambu, platform untuk memanjat, dan ruangan dengan pengatur suhu yang menjaga suhu tetap stabil di angka 20-25 derajat Celsius dengan kelembapan 55 persen.

"Mereka seperti panda raksasa di China. Mereka memiliki perilaku serupa yang membuat orang-orang menyukai mereka," ungkap Tun Myint (58), kepala dokter hewan Kebun Binatang Yangon.

Panda merah terlihat di Kebun Binatang Yangon di Yangon, Myanmar, 30 Agustus 2025. (ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe)

"Mereka umumnya ditemukan di China dan hutan-hutan Negara Bagian Kachin di Myanmar utara. Karena mereka terancam punah, mereka dirawat sebagai bagian dari tanggung jawab nasional," katanya.

Mee Mee dan Maung Maung sama-sama berusia sekitar 13 tahun, tetapi kepribadian mereka sangat berbeda. Makanan mereka, yang terdiri dari daun bambu, apel, pisang, anggur, wortel, dan telur, disusun dengan seimbang dan disajikan dua kali sehari oleh para pengasuh yang telaten.

Bagi staf kebun binatang Daw Than Than Htay (58), yang telah bekerja di Kebun Binatang Yangon selama lebih dari 30 tahun, merawat pasangan panda merah tersebut merupakan sebuah kebanggaan.

"Mereka ditempatkan di ruangan berpendingin selama 24 jam sehari," jelasnya.

"Maung Maung selalu penasaran tetapi takut dengan suara gajah yang ada di dekatnya. Sementara itu, Mee Mee sama sekali tidak terganggu," tuturnya sambil tersenyum, menjelaskan kepribadian mereka.

"Wajah dan gerak-gerik mereka benar-benar menggemaskan," imbuhnya.

Kelucuan itulah yang menarik kerumunan orang. Pada Sabtu (30/8), anak-anak yang mengunjungi kebun binatang menunjuk ke arah panda merah dan berseru gembira, para orang tua mengabadikan momen dengan kamera, dan gelak tawa terdengar dari kerumunan yang menyaksikan tingkah laku panda-panda tersebut.

Panda merah terlihat di Kebun Binatang Yangon di Yangon, Myanmar, 30 Agustus 2025. (ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Ngwe Zin Yaw Maung (9) memeluk boneka panda merah sambil menatap kandang dengan mata terbelalak. "Saya belum pernah melihat panda merah sebelumnya," ungkapnya, yang berkunjung bersama ibu, bibi, dan adik perempuannya.

Ibunya mengatakan bahwa kedua putrinya sangat menyukai panda merah. "Saya membawa mereka ke sini hari ini hanya untuk melihat panda-panda tersebut."

Para pengunjung lain merasakan antusiasme serupa. "Saya hanya pernah melihat panda merah di YouTube," ujar Ko Phyo (27), yang datang bersama keluarganya dari Dagon selatan di Yangon.

"Ini adalah kali pertama saya melihat mereka secara langsung." Thant Zin Phyo, putranya yang berusia empat tahun, menarik tangan sang ayah sambil menatap hewan-hewan itu dengan penuh rasa ingin tahu.

Para pengunjung dari daerah yang lebih jauh juga datang ke kebun binatang tersebut. "Saya belum pernah melihat panda merah sebelumnya. Ini adalah kali pertama bagi saya," kata Htay Lwin Aung (27), yang datang dari Mawlamyine bersama temannya. "Setelah ini, saya akan pergi melihat buaya dan gajah," tambahnya.

Seekor panda merah terlihat di Kebun Binatang Yangon di Yangon, Myanmar, 30 Agustus 2025. (ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Namun, terdapat tujuan yang lebih besar di balik pesona panda merah. Panda merah terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN), dengan kurang dari 10.000 ekor yang tersisa di alam liar. Kelangsungan hidup mereka terancam oleh deforestasi dan perdagangan satwa liar ilegal.

Dengan menghadirkan Mee Mee dan Maung Maung, Kebun Binatang Yangon berharap dapat meningkatkan kesadaran sekaligus berkontribusi terhadap upaya konservasi.

"Ketika para pengunjung datang, mereka belajar bahwa hewan dari daerah beriklim sejuk dapat dilestarikan di sini," papar Tun Myint.

"Kehadiran panda merah di sini juga memberikan kesempatan bagi para pakar internasional untuk meneliti mereka. Kebiasaan dan perilaku mereka dapat diamati di sini, dan informasi zoologi yang berharga tentang mereka dapat dikumpulkan," tuturnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |