Beijing (ANTARA) - Hampir 800 pakar dari China dan seluruh dunia berkumpul dalam Konferensi Inovasi Pertanian Pangan Dunia (World Agrifood Innovation Conference/WAFI) 2025, mendorong inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pertanian guna memperkuat sistem pertanian pangan berkelanjutan.
Diselenggarakan mulai 12 hingga 14 Oktober dengan mengusung tema "Ketahanan Pasokan Pangan untuk Transformasi Sistem Pertanian Pangan" (Resilient Food Supply for AgriFood Systems Transformation), konferensi itu menggarisbawahi urgensi inovasi transformatif dalam sektor pertanian.
Dalam konferensi itu, Presiden Universitas Pertanian China (China Agricultural University) Sun Qixin menekankan perlunya percepatan transformasi sistem pertanian pangan global yang berkelanjutan mengingat meningkatnya ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dia mengatakan bahwa WAFI berkomitmen untuk memajukan inovasi termutakhir guna mendorong transisi sistem pertanian di seluruh dunia, dengan tujuan memaksimalkan dampak melalui pertukaran internasional, agregasi keahlian global, serta kolaborasi antara dunia industri dan akademisi yang berkelanjutan.
Dalam pidatonya di upacara pembukaan, Kenneth M. Quinn, presiden emeritus World Food Prize Foundation, menyoroti tiga elemen esensial, yaitu inovasi, infrastruktur, dan inspirasi, sebagai landasan untuk membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan.
Quinn juga menekankan pentingnya menginspirasi generasi ilmuwan dan pemimpin masa depan, dengan mengutip warisan para pelopor seperti mendiang ilmuwan ternama China Yuan Longping, yang dikenal sebagai Bapak Padi Hibrida, untuk membangkitkan semangat di kalangan generasi muda.
Menyadari berbagai tantangan yang dihadapi dalam transformasi sistem pertanian pangan, para pakar di konferensi tersebut menyerukan kolaborasi global untuk berbagi pengalaman dan hasil melalui dialog yang berkelanjutan.
Huang Sanwen, presiden Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS), menyerukan kepada pemerintah, lembaga penelitian, dan perusahaan terkemuka di seluruh dunia agar bersinergi dalam menciptakan platform transnasional dan interdisipliner.
"Tujuannya adalah untuk mempercepat terobosan dalam sejumlah teknologi inti utama yang dapat memperluas frontier pasokan pangan kita," tuturnya.
Konferensi itu dijadwalkan menghadirkan lebih dari 40 sesi paralel, yang mendorong dialog perihal kerja sama internasional dalam berbagai bidang, termasuk teknologi pertanian, perdagangan, investasi, kebijakan, dan pembangunan berkelanjutan, serta dialog soal topik-topik emerging seperti protein baru, pertanian berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), perubahan iklim, dan praktik pemuliaan pintar.
Dalam upacara pembukaan, beberapa organisasi mempresentasikan serangkaian laporan yang relevan.
Kelompok Konsultatif tentang Penelitian Pertanian Internasional (Consultative Group on International Agricultural Research/CGIAR) merilis Laporan Inovasi 2025 yang disusunnya.
Sandra Milach, kepala ilmuwan institut tersebut, menekankan bahwa inovasi tidak dapat berhasil secara terpisah, dan menyebut tentang sejarah kolaborasi yang telah berlangsung lama antara CGIAR dan China.
Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (International Fund for Agricultural Development) merilis katalog inovasi yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan hasil penelitian dalam bidang nutrisi/gizi, pertanian berkelanjutan, dan pembangunan daya tahan.
Universitas Pertanian China juga meluncurkan Shennong Large Model 3.0, mewakili langkah besar ke depan dalam upaya menjadikan AI lebih mudah diakses dan praktis dalam penggunaannya di sektor pertanian.
Mulai diselenggarakan pada 2023, WAFI bertujuan menjadi platform kelas dunia untuk mendorong inovasi pertanian pangan global.
Acara itu digelar oleh Universitas Pertanian China, CAAS, Biro Pertanian dan Urusan Pedesaan Kota Beijing, pemerintah lokal Distrik Pinggu Beijing, dan CGIAR.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.