Jakarta (ANTARA) - Naomi Osaka melanjutkan kemenangannya di lapangan tanah liat dengan mengalahkan petenis wild card Sara Errani 6-2, 6-3, Rabu, untuk melaju ke babak kedua WTA 1000 Internazionali BNL d'Italia di Roma.
Pekan lalu, Osaka melakukan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama 10 tahun. Mantan petenis nomor 1 dunia itu turun ke turnamen WTA 125 di di Saint-Malo, Prancis, dan berbuah manis, memenangi trofi L'Open 35 de Saint-Malo, sekaligus menjadi gelar lapangan tanah liat pertama dalam kariernya.
"Saya tidak terlalu punya ego saat bermain di turnamen itu," kata Osaka kepada pers sambil tersenyum setelah mengalahkan Errani, seperti disiarkan WTA.
"Jelas saya akan sangat kecewa jika kalah di babak pertama."
"Saya kira orang-orang akan berkata demikian jika saya tidak memenangi trofi. ... Ada banyak situasi yang bisa saja terjadi. Bagi saya, saya hanya ingin fokus pada tenis. Saya ingin mengumpulkan pengalaman di lapangan tanah liat," ujar petenis berusia 27 tahun itu.
Baca juga: Osaka bawa perspektif baru dalam karier jelang musim 2025
"Saya selalu mengatakan kepada orang-orang bahwa saya baik-baik saja, seperti bermain di Lapangan 16 jika memang harus. Alasan saya kembali bukan untuk bermain di lapangan tengah sepanjang waktu, melainkan karena saya sangat menikmati permainan tersebut."
Bagi pemain yang telah mencapai level tertinggi, gagasan untuk berkompetisi di tingkat yang lebih rendah bisa menjadi hal yang rumit.
Lapangan WTA 125 -- setara ATP Challenger tour -- biasanya tidak begitu membanggakan bagi juara Grand Slam. Namun itu berubah setelah tahun lalu Sofia Kenin bermain di Lleida WTA 125 di Spanyol, lalu langsung mengejutkan Ons Jabeur di Roma.
Osaka mengaku mengambil motivasi dari bab kehidupan nyata sejarah tenis ketika mantan ATP No. 1 Andre Agassi turun ke level itu selama comeback-nya di akhir tahun 90-an.
"Saya ingat membaca buku (Agassi). Ada saat di mana ia membalik papan skornya sendiri. Seseorang datang dan berteriak, 'Citra adalah segalanya!' Saya akan mengatakan bagian buku itu lebih terlintas di pikiran saya," kata Osaka.
Baca juga: Osaka kenakan tema bunga matahari untuk awal cerah di Australian Open
Perjalanan Osaka di Saint-Malo tidak sepenuhnya mulus. Di babak kedua, ia tertinggal dari Diane Parry 4-1 di set ketiga sebelum bangkit dan memenangi lima gim terakhir berturut-turut.
Osaka mengatakan ia "stres" dalam pertandingan itu, tetapi bukan karena apa yang dikatakan para pakar. Ia hanya merindukan putrinya, Shai.
"Saya berpikir, saya bertanya-tanya apakah lebih baik menghabiskan waktu setelah Madrid untuk menemuinya daripada bermain diturnamen," ujar Osaka.
"Untungnya, saya bisa keluar dari itu."
Pada pertandingan pembukanya di Roma Open, Osaka mencetak total 40 pukulan winner, menciptakan pukulan backhand untuk mengatasi serangan lawannya petenis Italia berusia 38 tahun itu di lapangan tanah liat.
Kesuksesan itu adalah enam kemenangan beruntun di lapangan tanah liat bagi Osaka. Ia selanjutnya akan menghadapi unggulan No. 9 Paula Badosa.
Baca juga: Gauff dan Andreeva berpeluang kembali bertemu di perempat final Roma
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025