Kepala BNN sebut relasi "shield and core" perkuat jaringan narkoba

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Martinus Hukom menyebutkan bahwa relasi "shield and core" (pelindung dan inti) menguatkan keberadaan jaringan narkoba di Indonesia.

Martinus dalam deklarasi anti narkoba di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis, menyebut bandar narkoba sebagai "core" (inti) dan pengedar sebagai "shield" (pelindung) yang saling terlibat dalam hubungan mutualisme.

"Core itu bandarnya, shield itu masyarakat yang sudah terpengaruh dan bergantung kepada para bandar ini. Karena ada finansial yang mereka dapat dari jualan narkoba tersebut," ujarnya. ​​​​​​

Baca juga: BNN RI hadirkan Bobon Santoso dalam deklarasi anti narkoba di Palmerah

Para pemakai baru yang awalnya ditawari narkoba secara gratis, kata Martinus, lama-kelamaan menjadi adiksi. Namun, kemudian tidak punya uang untuk kembali membeli narkoba.

"Narkoba ini kan dia adiktif, maka ketika orang sudah merasakan, dia akan berupaya untuk memakai terus. Nah, supaya dia bisa punya kemampuan untuk membeli, ya udah sekalian aja menjual. Kira-kira seperti itu," paparnya.

Selanjutnya, para pengedar yang sudah ketergantungan secara fisik dan finansial pun bakal melindungi bandarnya.

"Nah, jaringan dan relasi ini yang perlu kita lawan bersama," kata Martinus.

Menurutnya, peran lurah, RT/RT, Bhabinkamtibmas dan tokoh-tokoh agama sangat penting untuk menangkal masuknya pengedar atau bandar di lingkungan setempat.

Baca juga: BNN RI-Pemprov DKI Jakarta perkuat kolaborasi tangani masalah narkoba

"Sehingga, ada kepercayaan diri para patron-patron tradisional ini bersama dengan masyarakat, kita usir para bandar. Sukses kita adalah bagaimana kita mengusir bandar dari kampung dan menangkap," ujar Martinus.

Terkait masalah narkoba Kampung Boncos, Palmerah, Martinus meyakini bahwa pengedar narkoba di wilayah itu bukan merupakan warga setempat.

"Kita sudah mulai mengidentifikasi siapa yang masuk ke sini dan rata-rata bukan orang sini. Menurut pembicaraan saya dengan beberapa tokoh di sini, ini orang-orang yang datang ngekos di sini, lalu kemudian dia mulai mempengaruhi orang lalu mereka sudah tergantung kepada bandar-bandar ini," ujar Martinus.

Oleh karena itu, Martinus meminta peran serta masyarakat untuk mengusir, melapor dan menangkap para pengedar yang berasal dari luar.

"Artinya, kita bukan saja menangkap, tapi menjaga supaya tidak ada lagi orang baru yang masuk ke sini, orang yang mencoba membawa narkoba ke sini. Itu kunci, salah satu tujuan kita hadir di sini bersama-sama masyarakat," kata Martinus.

Baca juga: BNN: 1,7 persen jadi target prevalensi penyalahgunaan narkoba di 2025

Baca juga: Kepala BNN tegaskan narkoba harus jadi musuh bersama bangsa RI

Disebutkannya, pengguna narkoba di dunia saat ini berjumlah 296 juta atau 5,8 persen dari seluruh penduduk dunia.

"Kalau di Indonesia sendiri, survei per tahun 2023 menunjukkan ada 3,33 juta orang Indonesia yang menggunakan narkoba," katanya.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |