Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengingatkan perusahaan pemilik hak guna usaha perkebunan untuk menyiagakan peralatan, perlengkapan, dan personel guna menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.
Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana di Palembang, Kamis, mengatakan salah satu upaya untuk mengantisipasi karhutla, pihaknya melakukan pengecekan kesiapsiagaan perusahaan perkebunan dan juga perhutanan.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta para perusahaan itu menyiagakan peralatan, perlengkapan, dan personel untuk menghadapi bencana karhutla.
Tindakan preventif itu dilakukan karena perkiraan musim kemarau akan mulai pada akhir Mei hingga awal Juni, namun setiap daerah punya waktu berbeda-beda saat memasuki musim kemarau.
"Untuk pengecekan ke perusahaan masih bergulir sampai saat ini. Pada tahun 2025 sekitar 40 sampai 50 perusahaan yang dicek, mungkin sama jumlahnya. Dengan adanya efisiensi anggaran, kami harapkan upaya pengecekan ke perusahaan untuk penanganan karhutla tetap maksimal," katanya.
Ia menjelaskan para pemegang HGU wajib menjaga area lahannya dari karhutla, termasuk area di sekitar area perusahaan dalam radius 5 kilometer.
Lahan HGU yang perusahaannya tak lagi operasional juga akan dipantau. Namun, karena penyebab karhutla itu 99 persen dilakukan oleh manusia. Maka dari itu, pihaknya juga meminta masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan atau melakukan hal lain yang dapat memicu lahan terbakar.
"Ada beberapa perusahaan yang kolaps sehingga tidak lagi di situ, negara tak bisa tanggung jawab karena izin usahanya masih berlaku. Ini juga berpotensi terbakar karena kita tak bisa melarang masyarakat masuk untuk mencari kehidupan dan ekonominya," kata Iqbal.
Baca juga: BPBD Sumsel tetapkan status siaga karhutla akhir Mei-awal Juni
Baca juga: BNPB: Operasi modifikasi cuaca di Riau dilanjutkan hingga 12 Mei 2025
Baca juga: BNPB siapkan armada udara dan teknologi untuk antisipasi karhutla 2025
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025