Napas pesisir dalam genggaman akar mangrove

2 weeks ago 13
Jauh lebih bagus sekarang kalau banyak bakaunya, Pohon-pohon ini fungsinya seperti penyangga

Samarinda (ANTARA) - Suara mesin perahu klotok memecah hening perairan Desa Muara Badak Ulu, bagian dari Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Di atas perahu itu, Syamsul, seorang petambak dari Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala, membelah pagi menuju tambaknya.

Baginya, hamparan air payau yang dikelilingi rimbunnya hutan mangrove bukan sekadar lahan usaha, melainkan bukti dari sebuah pelajaran, bahwa alam tak bisa ditaklukkan, tapi harus dirangkul.

Syamsul masih ingat betul masa-masa ketika logika "bersih lebih baik" menjadi pegangan utama. Ia pun ikut membabat pohon-pohon bakau demi mengolah petak-petak tambak; Sebuah antitesis yang naif, mengingat tumbuhan itu sejatinya ialah penjaga ekologi kampung pesisir.

“Dulu di sini, semua ditebang. Bersih semua. Awalnya memang bagus hasilnya. Panen melimpah," kenang Syamsul seraya menunjuk area tambak.

Pada masa itu, para petambak beranggapan bahwa pohon bakau dan vegetasi mangrove lainnya ibarat rumput pengganggu yang harus dibersihkan agar udang dan ikan bisa tumbuh maksimal.

Lahan tambak yang lapang tanpa sebatang pohon pun menjadi pemandangan umum. Maka tak heran deforestasi tutupan lahan mangrove di Kalimantan Timur menempatkan tambak menjadi faktor terbesar (48,5 persen).

Jika ditilik, Kalimantan Timur kini memiliki luas mangrove 240 ribu hektare dengan potensi habitat yang bisa direstorasi sekitar 110 ribu hektare.

Aktivitas masa lalu petambak mendegradasi mangrove guna mengais rejeki ternyata tak sejalan dengan yang diharapkan.

“Setelah tujuh, bahkan hampir sepuluh tahun, hasilnya terus menurun, menurun, dan menurun,” tuturnya serius.

Kegagalan panen menjadi momok yang menghantui. Udang sering mati. Tak bertahan hidup bahkan kurang dari dua bulan.

Ekosistem tambak yang tadinya subur menjadi rapuh. Tanpa akar-akar bakau yang menahan sedimen dan menyediakan nutrisi alami, kualitas air memburuk.

Hama dan penyakit lebih mudah menyerang. Para petambak berada di titik terendah, menyaksikan sumber penghidupan mereka perlahan meredup.

Baca juga: Restorasi mangrove Delta Mahakam bermanfaat ganda bagi warga pesisir

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |