Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) Munjirin menyebut bakal memakai pola persuasif untuk memberantas premanisme di wilayahnya.
"Ya tentunya kami akan melakukan pendekatan secara persuasif. Kita laksanakan dengan cara itu," kata Munjirin usai berkunjung ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu.
Baca juga: Posko eks ormas di Pasar Induk Kramat Jati akan dijadikan taman
Munjirin menyebut Pemkot Jakarta Timur akan terus berkoordinasi dengan polisi dan TNI dalam menggencarkan Operasi Berantas Jaya 2025 di wilayahnya.
"Tentunya kami dari Pemerintah Kota terus bersinergi dengan Kepolisian dan TNI dalam rangka menyukseskan Operasi Berantas Jaya," ujar Munjirin.
Munjirin mencontohkan seperti patroli yang dilakukan Pasar Induk Kramat Jati beberapa hari yang lalu.
Baca juga: Pasar Jaya siapkan lokasi PKL dari hasil penertiban di Kramat Jati
Dalam operasi tersebut, Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) menangkap enam pelaku pungutan liar (pungli) yang berkedok koperasi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (14/5).
Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Jaya Agus Himawan mengatakan, posko organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ada di Pasar Induk Kramat Jati sudah ada sejak lama.
Namun, saat Operasi Berantas Jaya, pihaknya bersama personel gabung telah melakukan penangkapan terhadap orang yang melakukan tindakan pelanggaran hukum.
"Mungkin sudah cukup lama, kebetulan momentumnya kita melakukan penataan pedagang kaki lima. Kita tata semua pedagang kaki lima (PKL). Termasuk membuat pusat pengelolaan sampah dan kita siapkan pos pemadam kebakaran (damkar) dan sebagainya," jelas Agus.
Baca juga: Insiden di Pasar Induk Kramat Jati, BPPKB Banten minta maaf
Pihak PD Pasar Jaya juga akan berkoordinasi dengan lurah, camat, Koramil, dan Polsek setempat untuk pengawasan dan keamanan wilayah pasar.
"Jadi kita tidak ada penggusuran, yang ada penataan, supaya Pasar Induk Kramat Jati tetap indah. Kita juga akan bangunkan gapura dan sebagainya," ucap Agus.
Polisi sebelumnya menangkap enam pelaku terduga preman yang masing-masing berinisial S (56), S (61), RM (39), K (38), Z (43), dan S (43). Seluruh pelaku diketahui berprofesi sebagai juru parkir dan kedapatan menerima pungutan liar dengan nilai bervariasi mulai dari Rp25.000 hingga Rp40.000.
Keenam pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Kepolisian. Sedangkan Operasi Berantas Jaya 2025 akan terus dilanjutkan demi menciptakan lingkungan pasar yang aman dan bebas pungli.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025