MSC ingatkan nelayan untuk selalu menjaga masa depan laut

3 hours ago 2

Mataram (ANTARA) - Organisasi nirlaba global Marine Stewardship Council (MSC) mengingatkan para nelayan untuk selalu menjaga masa depan laut dengan menerapkan praktik-praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Senior Commercial Communications Officer MSC Indonesia Usmawati Anggita mengatakan jumlah penduduk global selalu bertambah dan situasi itu berdampak terhadap ketersediaan sumber pangan, seperti ikan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia.

"Nelayan harus bisa menyadari ketika menangkap ikan tidak hanya berpikir hasil tangkapan itu untuk hari ini, tapi harus menyadari bagaimana jika stok ikan di laut tidak cukup," ujarnya saat ditemui dalam sosialisasi gerakan memasyarakatkan makan ikan di Pantai Mujang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Anggita menceritakan kondisi nelayan tradisional tuna sirip kuning di wilayah Maluku yang mengalami perubahan pola menangkap ikan.

Para nelayan yang biasanya hanya cukup berlayar selama satu jam sudah bisa menangkap ikan tuna, namun sekarang mereka harus berlayar lebih lama dan terkadang hanya mendapatkan ikan berukuran kecil.

"Itu adalah tanda ada penurunan stok dan juga kualitas penangkapan ikan," kata Anggita.

Para nelayan tuna sirip kuning di Maluku tersebut lantas bergabung dengan MSC selama kurang lebih tujuh tahun hingga akhirnya memenuhi standar ekolabel internasional dan mereka bisa menjual hasil tangkapan ke pasar ekspor.

Anggita memaparkan ada tiga aspek yang harus dipatuhi oleh nelayan agar hasil tangkapan bisa memperoleh sertifikat ekolabel, yakni tidak menggunakan alat tangkap yang berbahaya bagi ekosistem laut; tidak menangkap spesies terancam, terancam punah, dan dilindungi; serta memenuhi semua aturan di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Seorang juru masak memperagakan cara memasak menu olahan ikan yang memakai produk bersertifikat MSC dalam kegiatan sosialisasi gerakan memasyarakatkan makan ikan di Pantai Mujang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (17/9/2025). ANTARA/Sugiharto Purnama

Di Nusa Tenggara Barat, MSC mendampingi dan mendorong para nelayan kakap-kerapu di Sumbawa untuk bisa memenuhi semua persyaratan agar menjadi produk perikanan yang berkelanjutan dan diterima oleh pasar ekspor.

"Ketika konsumen membeli produk bersertifikat ada rasa untuk bisa berkontribusi terhadap lingkungan dan juga laut," ucap Anggita.

Komoditi tuna sirip kuning dan cakalang yang dihasilkan terutama dari perairan timur Indonesia saat ini sudah memenuhi standar keberlanjutan global MSC yang membuat produk perikanan tangkap tersebut lebih mudah masuk ke berbagai supermarket di Eropa, Amerika, dan Jepang.

Sertifikasi MSC menuntut pengelolaan stok ikan di laut agar tidak habis, sehingga menjamin usaha nelayan tetap berkelanjutan hingga jangka panjang.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat, Karim Marasabessy, mengatakan produk bersertifikat ekolabel dihargai lebih mahal, sehingga berdampak terhadap pendapatan para nelayan yang menggantungkan hidup dari sumber daya laut.

"Saat ini kami mengusahakan agar komoditi kakap dan kerapu yang ditangkap oleh nelayan Sumbawa bisa mendapatkan sertifikasi MSC, kemudian menyusul komoditi gurita," pungkas Karim.

Baca juga: KKP pastikan permudah pengurusan dokumen-perizinan penangkapan ikan

Baca juga: Meningkatkan PNBP sektor perikanan

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |