Jakarta (ANTARA) -
Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara menyatakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum dalam membangun semangat siswa baru untuk semangat belajar dan berkolaborasi.
“MPLS ini merupakan momen penting dalam proses adaptasi peserta didik baru terhadap lingkungan belajar yang akan dijalani,” kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara, Rona Eveliner Sianipar di Jakarta, Senin.
Menurut dia, MPLS ini adalah masa untuk mengenal budaya sekolah, nilai-nilai karakter, tata tertib serta membangun semangat belajar, dan kolaborasi,.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar seremonial tapi merupakan gerbang awal pembentukan pribadi yang berkarakter, berdaya saing dan berintegritas.
Baca juga: Kenyamanan jadi prioritas utama Sekolah Rakyat Handayani Jaktim
Rona menegaskan bahwa kegiatan MPLS ini, tidak diperbolehkan adanya aksi fisik, kekerasan maupun bentuk intimidasi lainnya baik secara fisik, verbal maupun psikis.
"Jadikan MPLS ini kegiatan yang menyenangkan, menggembirakan, mendidik, dan membangun semangat belajar," kata dia.
Sebanyak 288 peserta didik baru di SMPN 129 Jalan Warakas VI, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjalani MPLS.
Baca juga: Peran orang tua penting dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus
Kepala Sekolah SMPN 129 Jakarta, Sepu Latif Ibrahim menuturkan, MPLS Ramah di SMPN 129 dilaksanakan selama lima hari pada 14-18 Juli 2025 dan diikuti 288 peserta didik baru kelas VII.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan guru di sekolah, namun ada materi yang diberikan dari pihak Puskesmas, Kodim hingga jajaran Kecamatan Tanjung Priok.
"Selain pengenalan sekolah, kami juga membekali mereka dengan materi pembinaan karakter, pola hidup sehat, dan lainnya," kata dia.
Sementara itu, peserta didik SMPN 129, Nadya Lestari (12) senang bisa masuk sekolah kembali dengan suasana dan teman baru. "Saya sudah berkenalan dengan teman-teman baru,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.