Mikroplastik ada di mana-mana, begini cara partikel ini terbentuk

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Hampir setiap hari, tanpa benar-benar kita sadari, kita hidup berdampingan dengan ancaman kecil yang tak kasat mata.

Mikroplastik menyelinap masuk ke dalam kehidupan kita lewat makanan, minuman, bahkan udara yang kita hirup. Benda yang ukurannya sangat kecil ini ternyata punya dampak yang besar dan tidak hanya untuk tubuh manusia, tapi juga untuk lingkungan sekitar.

Mulai dari ikan laut yang tercemar, sayuran yang kita konsumsi, sampai air minum dalam kemasan yang selama ini dianggap aman mikroplastik kini sangat sulit dihindari. Lalu, sebenarnya dari mana asal mikroplastik ini? Bagaimana mereka bisa tersebar ke mana-mana? Berikut penjelasannya, mengutip dari sejumlah sumber.

Baca juga: Jangan buang sampah sembarangan, mikroplastik sulit dideteksi di laut

Bagaimana mikroplastik terbentuk?

Mikroplastik bisa terbentuk dari berbagai sumber. Salah satunya berasal dari pecahan plastik berukuran besar yang secara perlahan hancur menjadi potongan-potongan kecil. Seiring waktu, plastik-plastik ini terurai karena paparan panas, sinar matahari, gesekan, hingga gelombang air laut.

Selain itu, ada juga yang disebut microbeads, yaitu butiran plastik kecil berbahan dasar polietilena yang sengaja ditambahkan ke produk kecantikan, seperti scrub wajah dan pasta gigi. Karena ukurannya yang sangat kecil, butiran ini sangat mudah lolos dari sistem penyaringan air di instalasi pengolahan, lalu berakhir di sungai, danau, hingga lautan.

Sebagian besar mikroplastik berasal dari produk plastik sekali pakai seperti kantong plastik, botol minuman, hingga kemasan makanan yang terurai seiring waktu. Setiap plastik memiliki struktur molekul yang menentukan kekuatannya.

Ketika plastik mulai rusak, polimer di dalamnya akan pecah, membuat material tersebut melemah dan berubah menjadi potongan kecil. Mikroplastik ini terus terurai hingga karbon dalam polimernya berubah menjadi karbon dioksida (CO₂) yang kemudian diserap oleh organisme laut.

Ketika jenis plastik seperti Polypropylene (PP), High-Density Polyethylene (HDPE), dan Low-Density Polyethylene (LDPE) masuk ke laut lalu terkena sinar matahari khususnya sinar UV-B hal itu akan memicu proses awal yang disebut photo-oxidative degradation atau degradasi foto-oksidatif.

Proses ini bisa terus berjalan bahkan tanpa paparan sinar matahari, selama oksigen tetap tersedia. Sebenarnya ada juga jenis degradasi lain, seperti proses biologis yang dibantu oleh mikroorganisme, tetapi kecepatannya jauh lebih lambat dibandingkan degradasi akibat sinar matahari. Semua bahan, termasuk plastik, memang bisa terurai di lingkungan laut, tapi butuh waktu yang sangat lama bisa ratusan hingga ribuan tahun lamanya.

Baca juga: Permen karet juga bisa melepaskan mikroplastik menurut studi

Dampak mikroplastik bagi lingkungan dan tubuh

Selama proses degradasi tersebut, partikel mikroplastik tersebar ke berbagai tempat, mulai dari perairan, tanah, hingga udara. Mikroplastik ini kemudian masuk ke tubuh hewan laut, mulai dari plankton yang ukurannya nyaris tak terlihat hingga paus yang berukuran raksasa. Lebih jauh lagi, mikroplastik juga ditemukan dalam daging, hasil pertanian, air minum kemasan, dan bahkan udara yang kita hirup sehari-hari.

Masalahnya, hingga saat ini, fasilitas pengolahan air belum sepenuhnya mampu menyaring mikroplastik. Partikel kecil ini bisa terbawa bersama zat kimia berbahaya lainnya sebelum akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman. Meski dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan manusia masih terus diteliti, beberapa studi telah menemukan potensi risiko serius.

Mikroplastik diduga bisa membawa senyawa berbahaya yang memicu peradangan, gangguan hormon, hingga risiko penyakit kronis. Itulah mengapa, ancaman mikroplastik tidak boleh dianggap sepele. Kita semua perlu lebih sadar dan hati-hati terhadap ancaman kecil yang bisa berdampak besar ini.

Baca juga: Ancaman mikroplastik, KLH dukung Bali larang air minum kemasan kecil

Baca juga: Rekomendasi barang dapur untuk kurangi paparan mikroplastik di makanan

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |