Menteri PKP lapor Prabowo soal persiapan KUR Perumahan

1 month ago 6

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait kesiapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan, yang pertama kalinya akan diterapkan di Indonesia.

"Saya melaporkan persiapan KUR perumahan, karena pertama kali di Indonesia ada kredit usaha rakyat untuk perumahan," ujar Pria yang akrab disapa Ara itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Ara menjelaskan program KUR Perumahan ini telah siap dari segi pasokan dan permintaan.

Di segi pasokan, KUR akan diarahkan kepada pengembang dan kontraktor perumahan agar memiliki akses pendanaan yang lebih mudah dan terjangkau.

Sementara itu, dari segi permintaan, KUR dapat dimanfaatkan untuk pembangunan usaha homestay di kawasan pariwisata seperti Bali, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Utara.

"Jadi dari segi supply dan demandnya sudah siap," kata Ara.

Ara mengatakan penerapan KUR Perumahan tersebut didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Danantara dan sejumlah BUMN, serta dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Adapun regulasi teknis untuk program ini sedang dalam tahap finalisasi.

"Sekarang dalam proses tanda tangan, yaitu tanda tangan Menko Perekonomian untuk Peraturan Menko, kemudian Peraturan Menteri Keuangan, dan Peraturan Menteri Perumahan," kata Ara.

Dalam kesempatan yang sama, Ara juga melaporkan rencana peluncuran 25 ribu rumah subsidi yang akan dilakukan secara massal pada September 2025.

"Rencananya secara masif di bulan September sekitar 25 ribu, minimal 25 ribu, yang rencana akan dihadiri oleh Bapak Presiden," ucapnya.

Dia mengatakan program tersebut merupakan bagian dari peningkatan kuota rumah subsidi nasional yang tahun ini mencapai 350 ribu unit, naik dari kisaran 200 ribu unit pada tahun-tahun sebelumnya.

Adapun sebaran alokasi rumah subsidi telah ditetapkan untuk berbagai kelompok masyarakat. Petani, nelayan, buruh, dan guru masing-masing mendapat alokasi 20 ribu unit, sementara sopir 8 ribu unit, dan pekerja media 3 ribu unit.

Ara mengatakan skema pembiayaan rumah subsidi menggunakan suku bunga sebesar 5 persen, karena jauh lebih rendah dibandingkan skema rumah komersial yang mencapai 12 persen.

"Bunganya hanya 5 persen karena disubsidi, kalau komersial itu 12 persen. kemudian DP-nya 1 persen, jadi peminatnya sangat banyak sekali," pungkasnya.

Pewarta: Fathur Rochman/Andi Firdaus
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |