Dana riset minim, BRIN jajaki kerja sama dengan Danantara, industri

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Arif Satria berencana menjajaki kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan sektor industri untuk menyiasati dana riset yang relatif cukup minim sekitar 0,2 persen dari PDB.

Arif mengakui menambah dana riset menjadi salah satu yang diperjuangkan untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, tetapi tantangan minimnya dana riset tidak boleh menjadi alasan bagi BRIN untuk berkecil hati, karena masih banyak peluang-peluang yang dapat dijajaki dan dimanfaatkan.

"Saya kira dana memang salah satu faktor penting yang harus terus diperjuangkan, karena kalau kita tahu bahwa dana perguruan tinggi negara lain itu juga sangat tinggi, besar sekali untuk penelitian. Namun, kita tidak perlu berkecil hati, masih banyak opportunity (peluang, red.) yang bisa kita lakukan, termasuk bermitra dengan Danantara," kata Arif Satria menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui selepas acara pelantikan Kepala BRIN di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Arif Satria melanjutkan Danantara merupakan salah satu mitra strategis BRIN, dan hubungan antara dua lembaga itu pun harus diperkuat.

"Saya kira sumber pembiayaan dari berbagai sektor termasuk industri itu menjadi penting. Jadi, yang sebenarnya kita bangun, kita juga ingin mendorong agar industri-industri yang ada di Indonesia itu juga membangun kekuatan R&D (penelitian dan pengembangan, red.). Industri tanpa inovasi yang kuat, tanpa R&D yang kuat, akan berat," kata Prof. Arif.

Dalam kesempatan yang sama, Arif Satria menekankan peran riset dan inovasi tidak hanya untuk industri, tetapi untuk pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Arif merujuk pendapatnya itu kepada pemikiran Peraih Nobel Ekonomi Tahun 2018, Paul Romer. Teori Romer yang mengantarkannya pada hadiah Nobel dikenal dengan "Endogenous Growth Theory".

"Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan, ekonomi sebuah bangsa akan sangat ditentukan sejauh mana kekuatan di bidang R&D, di bidang inovasi. Saya kira Bapak Presiden memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menempatkan R&D sebagai salah satu pilar penting dalam kemajuan ekonomi. Itulah yang kemudian harus kita terjemahkan dalam berbagai langkah-langkah strategis maupun taktis," sambung Arif Satria.

Arif Satria dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala BRIN di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, menggantikan Laksana Tri Handoko. Pelantikan Arif Satria, yang saat dilantik masih menjabat Rektor IPB, ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi, Andi Firdaus
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |