Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Arif Satria mengatakan dirinya akan mengarahkan BRIN untuk fokus pada riset-riset dan pengembangan bidang pangan, energi, dan air yang merupakan bagian dari program prioritas pemerintah.
Oleh karena itu, Arif akan segera konsolidasi dengan berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga terkait, perguruan tinggi, industri, dan pemerintah daerah untuk menjalankan program-program riset dan inovasi di tiga sektor prioritas tersebut.
"Insyaallah BRIN akan mengawal program-program prioritas dari Bapak Presiden terkait dengan soal pangan, energi, dan air. Saya kira tiga bidang itulah yang perlu didukung oleh riset dan inovasi yang baik, karena riset dan inovasi ini akan menjadi tumpuan. Di mana pun negara yang memiliki kekuatan riset dan inovasi, itu akan berkorelasi positif dengan kemajuan ekonomi," kata Arif Satria menjawab pertanyaan wartawan setelah acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Arif Satria dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala BRIN di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, menggantikan Laksana Tri Handoko. Pelantikan Arif Satria, yang saat dilantik masih menjabat Rektor IPB, ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.
Arif Satria melanjutkan untuk sektor pangan, misalnya, sasaran riset dan inovasi dapat mencakup bidang-bidang yang terkait dengan pertanian (on-farm) dan di luar pertanian (off-farm).
"Jadi, mulai dari soal benih, soal pupuk, soal teknik budidaya, soal pascapanen, soal pengolahan. Banyak sekali. Soal pangan saja sudah luas sekali. Sekarang Presiden meminta pangan, ya harus kita kawal," kata Arif Satria.
Sementara itu, dalam waktu dekat, Arif menjelaskan untuk fokus meriset dan membangun inovasi bidang pangan, energi, dan air, BRIN akan menambah jumlah peneliti di bidang-bidang terkait, meningkatkan kualitas peneliti, menghimpun lebih banyak dana penelitian, membangun infrastruktur penelitian, dan memperkuat ekosistem penelitian.
"Jadi, itulah yang akan kita dorong. Jumlah peneliti juga harus kita tingkatkan, karena jumlah peneliti kita itu relatif per sejuta penduduk, relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lainnya, dibandingkan dengan Thailand, Korea Selatan, kita masih jauh," ujar Arif.
Demi mewujudkan itu, Arif menekankan pentingnya memiliki sistem untuk menjaring periset-periset.
"Jadi, kita akan perkuat talent management yan baik di bidang penelitian. Orang yang punya passion di bidang penelitian itulah yang akan menjadi modal bagi BRIN dan juga bagi kementerian untuk bisa melangkah lebih cepat dan lebih jauh, karena di abekerja dengan passion. Kita sudah punya tools bagaimana menemukan talenta unggul di bidang riset," kata Arif Satria.
Baca juga: Presiden Prabowo lantik Prof. Arif Satria sebagai Kepala BRIN
Baca juga: Rektor IPB Arif Satria tiba di Istana di tengah isu pelantikan BRIN
Baca juga: Mendiktisaintek ingatkan mahasiswa tantangan industri masa depan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi, Andi Firdaus
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































