Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama IdScore (PT Pefindo Biro Kredit) Tan Glant Saputrahadi mengatakan seluruh sistem EAGLE, yang dirancang untuk menghadirkan proses pengolahan data kredit dan data lainnya, 100 persen dikembangkan oleh anak bangsa.
“Seluruh sistem core EAGLE ini 100 persen dikembangkan oleh anak bangsa, dari tahap perancangan, pengembangan teknologi hingga implementasinya. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kemampuan dan talenta anak bangsa mampu menghasilkan inovasi digital berkelas dunia di sektor biro kredit,” ujarnya dalam peluncuran sistem EAGLE, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin.
Peluncuran sistem EAGLE disebut menjadi langkah besar IdScore dalam memperkuat peran sebagai lembaga pendukung ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif.
Sebagai core system biro kredit, kata dia lagi, sistem EAGLE menjalankan peran penting dalam mengelola, memproses, menyajikan hingga mendistribusikan data kredit dengan lebih efisien agar lembaga jasa keuangan maupun perusahaan dalam pengambilan keputusan lebih tepat dan bertanggung jawab.
Dia menerangkan bahwa sistem ini mempercepat proses ketersediaan data kredit maupun data lain untuk meningkatkan akurasi analisis risiko, melalui peningkatan kecepatan pemrosesan data hingga credit scoring dalam hitungan detik,
Kehadiran EAGLE diharapkan membawa manfaat luas bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia. Dengan akses data kredit yang lebih cepat, akurat dan terintegrasi, masyarakat dinilai dapat menikmati proses pengajuan kredit lebih mudah, transparan, dan adil.
Upaya IdScore dinyatakan sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya bagi kelompok masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), agar mendapatkan akses pembiayaan dalam mendorong aktivitas ekonomi.
“Dengan semangat kemandirian dan profesionalisme, kami ingin menunjukkan bahwa karya anak bangsa dapat berdiri sejajar dengan inovasi global, sekaligus menjadi kebanggaan bagi Indonesia,” ujar Tan Glant.
Lebih lanjut, Dirut IdScore menjelaskan bahwa nama EAGLE berasal dari singkatan Easy (sistem harus mudah digunakan), Accuracy (akurat), Graphical (sistem akan banyak pengembangan grafis), Layered Security (memastikan keamanan memiliki standar sesuai ketentuan regulator, dan Extensive Database.
"EAGLE itu sendiri sebenarnya kalau di bahasa Indonesia adalah burung rajawali. Kami menamakan sistem core baru kami sebagai EAGLE karena situasi kami sebenarnya hampir sama dengan transformasinya burung raja wali,” ujar dia pula.
“Burung rajawali ketika usianya 40 tahun, dia akan terbang ke sarangnya selama 5-6 bulan. Dia akan melalui transformasi yang sangat menyakitkan, dia akan mencabut paruhnya, mencabut claw-nya (cakar) dan juga mencabut bulunya. Hal itu dilakukan karena rajawali begitu selesai prosesnya, dia akan mampu terbang lebih kuat dan gagah dan hidup kembali 30 tahun ke depan,” ujarnya.
Saat ini, sistem EAGLE dikatakan sedang dalam tahap proses integrasi dengan total 200 anggota IdScore telah menggunakan sistem tersebut secara penuh.
Pihaknya mengharapkan mayoritas dari seluruh member IdScore berpindah ke sistem EAGLE pada akhir tahun.
Sebagai informasi, IdScore melayani lebih dari 500 institusi keuangan, termasuk perbankan, fintech (financial technology), multifinance, koperasi maupun non lembaga keuangan seperti perusahaan logistik, transportasi, dan lain-lain.
Baca juga: IdScore: Industri jasa keuangan terus berlomba lakukan inovasi layanan
Baca juga: IdScore rilis aplikasi mobile mudahkan masyarakat akses data kredit
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































