Denpasar (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ingin melihat keterlibatan kepala daerah sebagai aktor kunci di tingkat dasar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
Hal itu disampaikannya secara daring dalam Pekan Iklim Bali 2025 di Denpasar, Senin, dimana menurutnya tepat menggunakan ruang ini untuk melihat sejauh mana ambisi pimpinan daerah mengimplementasikan perencanaan penurunan emisi gas rumah kaca.
“Ini instrumen untuk mendorong keterlibatan aktor-aktor kunci pimpinan pemerintah di daerah dalam rangka mengimplementasi dokumen perencanaan penurunan emisi gas rumah kaca,” kata Hanif Faisol.
Menteri LH menyampaikan bahwa secantik, sekomplit, atau seilmiah apapun dokumen yang telah pemerintah sampaikan ke dunia internasional, akan tetap tidak bermakna jika tidak diimplementasikan di tataran masyarakat.
Baca juga: RI masukkan 2 skenario pertumbuhan ekonomi di dokumen iklim Second NDC
“Akan kurang bermakna pada saat aktor-aktor kunci di tingkat dasar tidak mengambil peran yang signifikan di dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Pekan Iklim Bali 2025 sendiri merupakan pekan iklim pertama di Indonesia, dimana forum ini sudah dilakukan di negara-negara lain.
Pemilihan tema kepemimpinan daerah dalam perjalanan menuju pengurangan emisi ini menurut Menteri LH sudah tepat sebagai awal mulainya keterlibatan kepala daerah.
Sebab sejatinya kegiatan operasional dan unit kegiatan dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dilakukan di tingkat daerah bukan di dalam perencanaan nasional saja.
Baca juga: Menteri LH: Kalibrasi alam menunjukkan es di Puncak Cartenz habis 2026
“Forum nasional ini untuk mendorong semua pihak dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca, pada tema ini dengan peran kunci pimpinan daerah dalam mendorong komitmen dan aksi iklim menuju target penurunan emisi nasional global sangat penting yang selama ini belum mampu kita lakukan,” kata dia.
Direktur World Resources Institute (WRI) Indonesia Tjokorda Nirartha Samadhi menambahkan bahwa Pekan Iklim Bali 2025 akan berlangsung 25-30 Agustus.
Forum nasional ini menampilkan aksi-aksi pimpinan daerah untuk memperlihatkan kepemimpinan menghadapi krisis iklim dan pengurangan emisi.
Provinsi Bali kemudian dipilih sebagai lokasi pertama karena memiliki target emisi nol bersih lebih cepat dari nasional dan memiliki regulasi serta potensi pendanaan lebih untuk mencapai target ini.
Baca juga: MedcoEnergi catat emisi turun lebih dari 1,5 juta ton CO2e lebih awal
“Target selalu ditetapkan secara nasional, sementara yang akan melaksanakan baik yang memungkinkan melakukan mitigasi sekaligus yang akan menerima penderitaan kalau tidak terkendali itu adalah daerah,” kata dia.
Oleh karena itu Pekan Iklim Bali 2025 menjadi kesempatan daerah-daerah dengan semangatnya masing-masing menunjukkan dan belajar melakukan kegiatan atau aksi mitigasi dan adaptasi.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.