Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan transformasi pertanian terus dipercepat mulai dari cetak sawah, optimalisasi lahan hingga hilirisasi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Transformasi sektor pertanian akan terus dilakukan. Program strategis akan terus diakselerasi, mulai dari cetak sawah, optimalisasi lahan, perbaikan infrastruktur irigasi, hilirisasi pertanian, hingga penguatan internal Kementerian Pertanian," kata Mentan dalam Rapat Kerja bersama Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Jakarta, Senin.
Dalam rapat tersebut Mentan memaparkan capaian kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) sepanjang tahun 2025.
Dia menegaskan berbagai program strategis yang dijalankan pemerintah telah menghasilkan lompatan besar, baik dari sisi produksi hingga kesejahteraan petani.
“Pertama, kita lihat (proyeksi) produksi khususnya beras hingga Oktober (2025) mencapai 31 juta ton. Ini proyeksi BPS. Estimasi kita 34 juta ton di 2025. Dan ini merupakan hasil kerja keras kita semua, termasuk support dari Komite II DPD RI,” ujar Mentan.
Dia juga memaparkan capaian cadangan beras pemerintah (CBP) Indonesia yang menembus di angka hingga 4,2 juta ton di tahun 2025. Angka itu merupakan stok tertinggi selama Indonesia merdeka.
Selain itu, Amran juga menyoroti peran pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB). Tercatat, pertanian menjadi sektor lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan paling tinggi di kuartal I tahun 2025, yaitu tumbuh hingga 10,52 persen (year on year).
Berbagai program dan kebijakan yang dijalankan terbukti memberikan dampak bagi kesejahteraan petani. Hal ini tercermin dari nilai tukar petani (NTP) yang naik signifikan menjadi 123,57.
“PDB sektor pertanian tertinggi. Kita lihat juga kesejahteraan petani. Dulu periode pertama saya menjadi Menteri, NTP berkisar 98 hingga 106. Sekarang berada di posisi 123,57,” jelas Mentan.
Ia juga mengungkapkan bahwa sektor pertanian Indonesia juga mendapat pengakuan internasional. The Food and Agriculture Organization (FAO) memproyeksi lompatan produksi pangan Indonesia mencapai 35,6 juta ton.
Sementara berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2025, melebihi target 32 juta ton serta menjadikannya tertinggi di kawasan ASEAN.
Secara internal, Kementan juga terus melakukan transformasi dan peningkatan kinerja. Mulai dari perolehan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), peningkatan nilai Reformasi Birokrasi (RB), maupun peningkatan Survei Penilaian Integrasi (SPI) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mentan Amran menekankan capaian di sektor pertanian tersebut merupakan hasil dari kerja semua pihak. Ia optimistis dengan sinergitas maka cita-cita swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dapat segera dicapai.
“Capaian ini adalah hasil kerja keras bersama. Tanpa Bapak Ibu tidak mungkin tercapai. Presiden menargetkan swasembada dalam 4 tahun. Semoga tidak ada aral melintang kita dapat swasembada secepat-cepatnya,” tuturnya.
“Kami komitmen untuk reformasi dari dalam dan luar. Kita bergerak bersama-sama, termasuk dengan Komite II DPD RI. Selama kami masih menjabat, kami akan terus pikirkan dan lakukan yang terbaik,”tambah Mentan.
Baca juga: Wakil Ketua DPD RI dukung transformasi pertanian demi ketahanan pangan
Baca juga: Mentan pacu hilirisasi-transformasi pertanian Riau agar mandiri pangan
Baca juga: Mentan: Penyuluh Pertanian garda terdepan transformasi pertanian
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.