Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengharapkan pendidikan spesialis berbasis universitas dan rumah sakit melahirkan para inovator dan wirausahawan bidang kesehatan, selain mampu memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia.
Menteri Pratikno di Jakarta, Rabu, mengatakan setiap pendidikan, termasuk pendidikan dokter spesialis, tidak terlepas dari teknologi.
Dia mencontohkan saat ini di bidang kesehatan sudah ada telemedisin, genome sequencing, dan pelayanan kesehatan berbasis akal imitasi (AI).
"Bapak Ibu sekalian, sekali lagi kalau kita bisa, kalau kita tidak mau hanya menjadi konsumen teknologi, berarti kita juga harus doing research, baik itu university-based maupun hospital-based," katanya dalam ”The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME)”.
Selain memiliki dampak di bidang kesehatan, pendidikan kedokteran spesialis juga mempunyai implikasi ekonomi, contohnya melalui health tourism. Hal ini karena persentase pengeluaran masyarakat global untuk kesehatan selalu lebih naik dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga: Menkes-Mendiktisantek akselerasi capai target 70.000 dokter spesialis
Oleh karena itu, dia menilai perlunya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan serta meningkatkan jangkauan akses kesehatan.
"Kita juga harus dorong supaya menjadi bagian dari riset untuk berkontribusi pada kemajuan dunia medis. Dua-duanya menerbitkan jurnal internasional, dua-duanya memecahkan tantangan kesehatan dengan teknologi," katanya.
Ia menilai pendidikan spesialis berbasis universitas dan RS saling melengkapi, bukan saling berkompetisi.
"Yang berbasis universitas, belajar dari komunitas akademik terutama, tentu saja akan memperkuat, mempertahankan, meningkatkan ketelitian akademik dan keunggulan penelitian," katanya.
Sementara itu, yang berbasis rumah sakit, walaupun mulainya dari pelatihan praktis, tetapi pada akhirnya juga bisa memproduksi dokter-dokter yang hebat, peneliti-peneliti juga berdasarkan data empirik, dan juga bisa mempublikasikan karya berupa jurnal-jurnal internasional.
Menurutnya, hal ini bisa dicapai melalui koordinasi lintas sektor, antara pemerintah pusat dan daerah.
Dia mengapresiasi berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, yang sudah memberikan komitmen untuk kemajuan pendidikan spesialis nasional.
"Jadi, kalau kita bersatu kita menemukan kekuatan, dengan kolaborasi kita menemukan solusi, kita harapkan dengan keunggulan kita bisa menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat Indonesia," katanya.
Baca juga: Tujuh RS milik Pemprov Jateng siapkan pendidikan dokter spesialis
Baca juga: Menkes sebut 733 perundungan terjadi di pendidikan dokter spesialis
Baca juga: Pakar sarankan Kemenkes dirikan sekolah kedinasan dokter spesialis
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.