Jakarta (ANTARA) - Setiap tahun merupakan tahun yang padat bagi para pebulutangkis dunia, baik pemain elite maupun pemain muda, untuk mengikuti rangkaian turnamen BWF Super Series.
Rangkaian turnamen dunia ini memiliki lima level, mulai dari yang terendah adalah Super 100, diikuti dengan Super 300, Super 500, Super 750, dan yang tertinggi adalah Super 1000.
Indonesia sendiri menjadi tuan rumah dari empat kejuaraan tahunan ini, dengan Istora Senayan Jakarta akan disinggahi pertama kali pada Januari untuk turnamen Super 500 Indonesia Masters.
Indonesia Masters pertama kali digelar pada tahun 2014. Ganda campuran China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong merupakan pemain dengan gelar juara terbanyak di Indonesia Masters, melalui 5 kemenangan.
Sementara, ganda putra tuan rumah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menyusul di belakangnya dengan 4 kemenangan, dan Anthony Sinisuka Ginting menjadi tunggal putra dengan 2 kemenangan di Jakarta.
Pada edisi tahun 2024, ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menjadi satu-satunya pemenang dari Indonesia di hadapan publik sendiri.
Indonesia Masters 2025 sendiri akan digelar pada 21-26 Januari dan menjadi panggung terakhir bagi pasangan veteran tuan rumah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2024/06/06/84.jpg)
Baca juga: Indonesia Masters 2025 panggung turnamen terakhir The Daddies
Indonesia Masters merupakan satu dari 9 turnamen BWF dengan tingkat Super 500 bersama dengan Arctic Open, Australia Open, Hong Kong Open, Kumamoto Masters, Canada Open, Korea Open, Malaysia Masters, dan Thailand Open.
Dengan nama yang sama, Indonesia juga memiliki turnamen Super 100 bertajuk Indonesia Masters I dan Indonesia Masters II yang masing-masing digelar di Pekanbaru dan Surabaya.
Di tahun 2024, Indonesia mengoleksi tiga gelar juara pada edisi Pekanbaru melalui Mohammad Zaki Ubaidillah (tunggal putra), Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum (ganda putri), dan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (ganda campuran).
Pada edisi Surabaya, Indonesia memborong empat gelar juara melalui Alwi Farhan (tunggal putra), Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi (tunggal putri), Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan/Rahmat Hidayat (ganda putra), dan Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah (ganda campuran).
Selain itu, Istora juga menjadi tuan rumah bagi turnamen dengan level tertinggi Super 1000 Indonesia Open, yang digelar sejak tahun 1982.
Baca juga: Indonesia Open, lampu kuning jelang laga bulu tangkis terpenting
Selanjutnya: Tak hanya menawarkan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024