Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan hal itu kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi dalam agenda kunjungan kerja di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa bahwa pihaknya beserta kementerian/lembaga terkait lainnya telah membentuk desk khusus satuan tugas untuk menghadapi ancaman karhutla pada musim kemarau.
“Di bulan Mei ini kami bersiaga untuk menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan,” kata Suharyanto saat menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia beserta rombongan di Graha BNPB itu.
Dia menambahkan bahwa Indonesia terus mengembangkan sistem peringatan dini melalui program Indonesian Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP). Sedangkan untuk bencana hidrometeorologi, BNPB juga dalam proses membangun ekosistem aksi dini yang melibatkan kerja sama dengan Pemerintah Spanyol.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB menegaskan bahwa semua upaya yang mereka jalankan selaras dengan Rencana Induk Penanggulangan Bencana Indonesia periode 2020–2044, yang merupakan landasan strategis jangka panjang dalam pengurangan risiko bencana nasional.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi menyatakan tertarik untuk belajar dan saling berbagi pengalaman terkait upaya menghadapi risiko kerawanan bencana gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem, banjir, gunung meletus, termasuk karhutla di Indonesia yang dilakukan oleh BNPB.
Bahkan dalam hal ini, Ahmad Zahid mengundang secara khusus Kepala BNPB beserta jajarannya untuk datang ke Malaysia dan mempertajam kembali poin-poin kerja sama yang dibahas dalam pertemuan hari ini.
"Kesiapsiagaan ini penting. Kita harus mengambil beberapa langkah proaktif karena bencana alam ini tidak bisa diprediksi. Dalam hal kebakaran, jangan ada blame game. Dulu pernah terjadi, bahkan ada perusahaan dari Malaysia yang berinvestasi di sektor perkebunan di Indonesia. Kita ingin mencari solusi, bukan saling menyalahkan,” ujarnya menambahkan.
Pemerintah Malaysia mengapresiasi kelengkapan teknologi dan langkah BNPB yang menyiapkan sarana seperti tube well atau sumur dalam, untuk memenuhi kebutuhan air dalam pemadaman kebakaran kawasan hutan dan lahan (mineral /gambut).
Menurut Ahmad Zahid, hal ini sangat relevan bagi kedua pihak mengingat Indonesia, Malaysia dan negara di ASEAN lainnya akan menghadapi musim kemarau dalam beberapa bulan ke depan dan potensi kebakaran hutan tetap ada.
"Upaya yang dilakukan (BNPB) perlu dijelaskan kepada negara-negara tetangga, khususnya Malaysia. Insyaallah, dalam rapat Komisi Bencana Negara di Malaysia mendatang, saya akan menjelaskan hal ini," kata dia.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025