Situbondo (ANTARA) - Mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga jasa keuangan, seperti pasar modal, perbankan dan non-bank, khususnya di wilayah eks Karesidenan Besuki (Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang) atau Sekar Kijang, menjadi tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember.
Tugas pokok dan fungsi OJK sebenarnya bukan hanya pada pengaturan dan pengawasan. Tugas terpenting lembaga negara independen itu adalah mengedukasi dan memberikan pelatihan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Dengan edukasi pemahaman literasi keuangan itu, akan memandu masyarakat dalam mengambil keputusan keuangan yang bijak dan muaranya tentu dapat meningkatkan kesejahteraan finansial, termasuk melindungi masyarakat dari risiko jeratan utang.
Karena, di era digital saat ini, berbagai platform digital pinjaman daring bisa menjebak masyarakat dari praktik ilegal, seperti denda dan bunga tinggi, bahkan hingga akses data pribadi dimanfaatkan tanpa izin.
Data OJK Jember menyebutkan selama periode Januari-September 2025, berbagai program literasi telah menyasar sekitar 20.000 orang dari seluruh elemen masyarakat di wilayah kerjanya, mulai dari pelajar (SD, SMP, SMA sederajat), mahasiswa dan pelaku UMKM, bahkan juga untuk penyandang disabilitas.
Kepala OJK Jember Mohammad Mufid mengemukakan pihaknya memberikan pemahaman tentang literasi keuangan, salah satunya melalui program unggulannya, yakni Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau Gencarkan.
Literasi keuangan bagi pelajar, bagaimana mereka bisa menyisihkan atau menabung sebagian uang saku yang setiap hari diberi oleh orang tuanya.
Karena mengolah dan membudayakan menabung sejak dini bagi anak sekolah atau pelajar menjadi landasan awal untuk melakukan yang lebih baik ke depan.
"Literasi menjadi dasar untuk kemampuan mengelola keuangan, karena kalau literasinya rendah, dikhawatirkan dampaknya di era sekarang juga mudah percaya mendapatkan pinjaman secara digital, karena literasinya rendah," kata Mufid.
Sementara literasi keuangan bagi mahasiswa juga sebagai kebutuhan penting, karena mereka merupakan agen perubahan dan berperan strategis menggerakkan perubahan masyarakat.
Generasi muda sangat potensial menjadi seorang wirausahawan dan mereka adalah penggerak-penggerak sektor keuangan, termasuk pasar modal. Mahasiswa akan memahami tentang berinvestasi secara bijak dan mampu mengelola keuangan jika nantinya mereka mempunyai kegiatan usaha.
Selain itu, mahasiswa sebagai agen perubahan, saat turun ke masyarakat dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) bisa memberikan ilmu yang dimiliki untuk mengedukasi masyarakat.
Hal ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah, di antaranya membangun ekonomi dari daerah, mengembangkan UMKM, dan lainnya.
"Kalau bukan mahasiswa, siapa yang akan memberikan pendampingan kepada petani dan pelaku UMKM?" kata Mufid.
OJK Jember menargetkan untuk terus menggerakkan dan menggencarkan literasi lebih masif kepada masyarakat, terutama bagi masyarakat yang dari sisi akses terbatas.
Ke depan, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk jurnalis, literasi keuangan akan menyasar ke masyarakat di daerah terpencil atau pinggiran yang jauh dari pusat informasi pemerintahan.
Kendati sasarannya secara jumlah tidak sebanyak di perkotaan, namun secara dampak cukup besar, karena OJK ingin memastikan semua masyarakat memiliki akses informasi mengenai literasi.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.