Menemukan pesan abadi korban halikopter jatuh di hutan kalimantan

1 week ago 11
perjuangan tanpa lelah tim gabungan demi menemukan para korban dalam kondisi kritis, menegaskan kekuatan empati dan solidaritas dapat muncul dari tempat paling tak terduga, bahkan di tengah hutan terpencil sekalipun

Jakarta (ANTARA) - Belantara hutan Mentewe di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, biasanya menyimpan keheningan yang damai. Namun pada pagi itu, keheningan tersebut pecah oleh dentuman helikopter yang jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Syamsir Alam, Kotabaru, Senin (1/9).

Helikopter dengan nomor registrasi PK-RGH, tipe BK117-D3 milik Estindo Air, membawa delapan penumpang menuju Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Perjalanan udara yang seharusnya singkat dan gembira berubah menjadi situasi kritis ketika baling-baling helikopter berhenti berputar karena terjerembap di dasar hutan hingga dinyatakan hilang dari pantauan radar navigasi.

Helikopter meninggalkan landasan Bandara Gusti Syamsir Alam, Kotabaru, Kalimantan Selatan, pukul 08.46 Wita. Hanya delapan menit kemudian, pusat navigasi udara AirNav Indonesia di Kotabaru kehilangan jejaknya, dan radar yang memantau rute penerbangan ke Palangka Raya tidak lagi merekam posisi helikopter.

Beberapa jam berlalu, suasana pun berubah menjadi kecemasan yang terus meningkat. Laporan resmi hilangnya kontak radar helikopter diterima Basarnas melalui Kantor SAR Banjarmasin pada hari yang sama pukul 12.02 Wita.

Status operasi SAR pun diaktifkan setelah laporan hilang kontak diterima. Kepala Kantor SAR Banjarmasin mengkoordinasikan rencana taktis lapangan di bawah komando langsung Deputi Operasi Basarnas, yang memaksa seluruh tim SAR bersiaga penuh.

Sejumlah posko operasi segera dibuka sebagai pusat komando pergerakan tim darat dan udara. Suasana di posko yang mengandalkan tenda peleton tampak tegang namun semua tertata rapi.

Posko dipenuhi peralatan radio komunikasi, logistik, peralatan evakuasi dan peta kontur medan prakiraan terakhir keberadaan helikopter, sementara petugas hingga para relawan dari kalangan warga desa setempat dan mahasiswa pencinta alam menunggu instruksi.

Rencana operasi bergerak cepat menelusuri semua data yang diperoleh. Sesuai standar operasional prosedur, tim SAR menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung dari informasi hilang kontak pada Senin (1/9).

Target operasi terkunci pada perkiraan lokasi jatuhnya helikopter buatan Jepang tersebut, yaitu di sekitar Air Terjun Mandin Damar, Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Segenap upaya pencarian dilakukan, baik penelusuran udara menggunakan armada pesawat dan helikopter, maupun tim darat yang menembus rimba. Namun, selama 48 jam pertama, pencarian belum membuahkan hasil.

Baca juga: Ambulans relawan antar kepulangan jenazah WNA korban heli di Kalsel

Baca juga: Tim DVI minta media jaga perasaan keluarga korban heli jatuh di Kalsel

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |