Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengusulkan agar perpustakaan dapat menjadi salah satu pusat rekreasi yang terbuka secara gratis bagi publik.
Menurut Mendikdasmen, eksistensi perpustakaan apalagi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) seharusnya tidak hanya menjadi tempat untuk membaca buku dan berdiskusi, namun juga harus menjadi salah satu tujuan hiburan yang menyenangkan bagi semua kalangan masyarakat.
“Eksistensi perpustakaan haruslah sebagai tempat kita membaca buku, berdiskusi, maupun menjadikannya juga sebagai tempat pusat rekreasi,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam kegiatan gelar wicara bertajuk "Mengokohkan Jati Diri dan Peran Pustakawan melalui Penetapan 7 Juli sebagai Hari Pustakawan Indonesia" di Jakarta pada Senin.
Karena itu Mendikdasmen mengapresiasi kinerja Perpustakaan Nasional yang kian menggalakkan kehadiran perpustakaan keliling pada saat kegiatan Car Free Day (CFD) sehingga masyarakat dapat menikmati hari bebas kendaraan bermotor dengan berolahraga, sekaligus membaca buku bacaan yang ringan dan menghibur.
Baca juga: Mendikdasmen ajak pustakawan jadi perpustakaan berjalan
Di samping itu ia juga mengapresiasi kinerja Perpusnas yang semakin memudahkan kebutuhan masyarakat dalam mencari berbagai sumber bacaan resmi dengan mengalihwahanakan berbagai sumber bacaan ke dalam bentuk elektronik (pdf) sehingga dapat dipinjam dan dibaca secara daring, tanpa perlu berkunjung langsung ke Perpusnas.
Untuk mendukung usul tersebut, Mendikdasmen mengajak para pustakawan untuk dapat menjadi perpustakaan berjalan bagi sekitarnya sehingga dapat turut meningkatkan minat literasi masyarakat.
Menurut dia, tugas pustakawan sudah seharusnya tidak hanya sebagai fasilitator informasi dan penjaga buku, namun juga ikut mengambil bagian menjadi pengarsip perjalanan hidup serta karakter tokoh-tokoh inspiratif.
Baca juga: Mendikdasmen akan buat pelatihan bagi guru yang jadi pustakawan
“Saya setuju sekali tadi pustakawan itu harus senantiasa hadir dan menurut saya pustakawan tidak harus hanya hafal koleksi buku dimana perpustakaan itu punya, tapi dirinya sendiri menurut saya juga harus menjadi perpustakaan berjalan,” ucap Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Menurutnya, para pustakawan, khususnya yang bekerja di Perpusnas, tentu menjadi pembaca pertama setiap buku sebelum mendapatkan International Standard Book Number (ISBN) serta nomor panggil koleksi di perpustakaan.
Dengan kata lain, lanjutnya, pustakawan sudah seharusnya mengenal dengan baik isi setiap buku sebelum diterbitkan dan diletakkan di dalam ruangan perpustakaan sehingga tidak hanya hafal letak buku tersebut, namun juga informasi penting yang ada di dalamnya.
“Karena itu, menurut saya, peran pustakawan itu harus meningkat dari sekedar insan-insan yang membantu pembaca menemukan letak buku menjadi perpustakaan berjalan karena dia sudah lebih dulu membaca buku sebelum pembaca lainnya,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Baca juga: Hari Pustakawan, Perpusnas dorong pustakawan jadi kreator digital
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.