Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan pentingnya adab berbahasa dalam berkomunikasi, khususnya bagi mayoritas anak muda yang kini lebih sering berbicara kasar di media sosial (medsos)
Mendikdasmen menilai dinamika bahasa yang berkelindan dengan kemajuan teknologi komunikasi digital saat ini telah melahirkan fenomena yang mewajarkan berbicara kasar dan kotor pada kalangan anak muda hingga dewasa.
"Orang berbicara kata-kata kasar, mohon maaf kata-kata jorok, kata-kata kotor, dan sejenisnya itu sudah sangat biasa," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam forum dialog bertajuk "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia" di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Selasa.
Menurutnya, keadaban bahasa kini menjadi salah satu aspek komunikasi yang mengalami kemunduran di tengah kemajuan zaman sehingga harus menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak.
Baca juga: Mendikdasmen minta guru Bahasa Indonesia terapkan "deep learning"
Hal ini, kata dia, karena keadaban bahasa tidak hanya menunjukkan kesopanan dalam berkomunikasi, namun juga empati penuturnya.
"Keadaban berbahasa, ini hal serius. Saya kalau membaca media online itu, komentar di bawah itu penuh dengan bahasa-bahasa yang tidak menggambarkan keadaban kita sebagai bangsa," ucap Mendikdasmen.
Ia menambahkan riset Microsoft Digital Civility Index (DCI) pada tahun 2021 menyimpulkan posisi Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 32 negara dalam tingkat kesopanan. Disamping itu Indonesia juga menjadi negara dengan kesopanan terendah di Asia Tenggara.
"Sehingga problem yang sempat diungkap oleh Microsoft dalam risetnya itu diulang-ulang terus, adalah soal keadaban kita dalam berbahasa yang sebagiannya juga keadaban digital," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Ketiadaan keadaban berbahasa itu, lanjut dia, membuat tidak sedikit anak muda yang menggunakan Bahasa Indonesia hanya untuk membuat kegaduhan (noise) daripada menyampaikan gagasan yang konstruktif (voice) di tengah era kebebasan berpendapat dan kemajuan teknologi komunikasi.
Baca juga: Mendikdasmen sapa guru Bahasa Indonesia, jemput aspirasi pembelajaran
Melalui forum dialog tersebut, pihaknya mendorong para guru untuk menerapkan pendekatan deep learning berbasis proyek dan literasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa dapat belajar secara aktif, reflektif, dan terlibat secara emosional.
“Forum ini memperkuat pemahaman guru terhadap arah kebijakan kebahasaan nasional serta mendorong pembelajaran bahasa yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan multimoda,” kata Mendikdasmen.
Sebagai informasi, forum dialog “Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia” mengundang sebanyak 250 peserta secara luring, terdiri atas guru Bahasa Indonesia se-Jabodetabek, mahasiswa, dan pejabat terkait.
Sementara itu sekitar 5.000 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan tersebut secara daring.
Baca juga: Mendikdasmen imbau guru berhati-hati gunakan medsos
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.