Menag terapkan konsep ekoteologi dalam pendidikan keagamaan

3 weeks ago 15
Jika seseorang ingin mempelajari agama, mereka juga harus memahami alam semesta. Jadi ini adalah poin yang sangat penting bagi saya

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan akan menerapkan konsep ekoteologi atau mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pendidikan agama di institusi pendidikan naungan Kementerian Agama.

"Konsep ini tidak hanya penting untuk Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. Yang saya maksud dengan ekoteologi, sejak kecil kita harus belajar bagaimana menyelamatkan lingkungan kita," ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Nasaruddin tersebut disampaikan saat menerima kunjungan representatif UNICEF (United Nations Children's Fund) Maniza Zaman di Kantor Kemenag, Jakarta.

Menurut Menag, konsep ekoteologi merupakan pendekatan baru untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pendidikan agama.

Ia berharap ekoteologi akan menjadi pendekatan holistik yang ada pada semua tingkat pendidikan di Indonesia, terutama pada pendidikan agama dan keagamaan.

"Jika seseorang ingin mempelajari agama, mereka juga harus memahami alam semesta. Jadi ini adalah poin yang sangat penting bagi saya, karena saya tidak menemukan kurikulum keagamaan di banyak negara, termasuk di negara-negara Timur Tengah, yang dimulai dari ekoteologi. Indonesia akan memulai program baru ini," kata dia.

Menag Nasaruddin juga mengungkapkan keunikan sistem pesantren di Indonesia yang dinilai memiliki potensi besar sebagai model pendidikan modern.

Baca juga: BaKTI-Unicef kolaborasikan inspeksi akses sanitasi aman

Baca juga: BRIN: Ekopedagogi bangun kesadaran siswa terhadap kondisi lingkungan

Menurut Menag, pesantren tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga pembentukan karakter melalui kehidupan bersama antara siswa dan guru.

"Kami memiliki lebih dari 40.000 pesantren di bawah naungan kami. Dan yang sangat unik, sebagian besar siswa tinggal bersama guru mereka, asisten pengajar, di lingkungan yang sama. Mereka tinggal bersama di masjid, makan bersama, berdoa bersama, hidup bersama, dan juga berolahraga bersama," kata dia.

Menteri Agama juga menyoroti peran masjid dalam mendukung pemberdayaan masyarakat. Dengan lebih dari 800.000 masjid di Indonesia, masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat informasi dan edukasi.

"Lokasi masjid ada di tengah masyarakat, di pusat komunitas, bukan di luar komunitas. Jadi titik sentral dari peran masjid adalah memberdayakan masyarakat kita," ujarnya.

Menag Nasaruddin mengajak UNICEF untuk terus mendukung program-program tersebut dan membantu mempromosikannya ke dunia internasional.

"Jadi, jika kita hanya berbicara hanya tentang Indonesia, hanya tentang UNICEF, berapa banyak orang yang bisa mendengar? Tetapi jika kita berbicara bersama dengan Anda, Indonesia dan UNICEF, mempromosikan satu isu besar, saya pikir dunia dapat mendengarnya dengan sangat mudah," kata Menag.

Sementara itu, representative UNICEF di Indonesia Maniza Zaman menyampaikan apresiasinya atas berbagai inisiatif yang dilakukan Kementerian Agama.

"Terkait konsep ekoteologi yang pertama, saya harus mengatakan bahwa saya sangat terpesona, karena ini adalah pertama kalinya saya mendengar istilah yang luar biasa ini. Jadi, menurut saya, ini menunjukkan pemikiran yang maju," kata Maniza.

Baca juga: Buku "Bersuara Untuk Udara" tingkatkan kesadaran peduli lingkungan

Baca juga: Scheneider ajak kaum muda tingkatkan kesadaran sosial dan lingkungan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |