Moskow (ANTARA) - Penasihat politik dan nuklir pemimpin Tertinggi Iran Ali Shamkhani mengatakan Teheran siap menandatangani perjanjian nuklir dengan AS jika negara adidaya itu mencabut semua sanksi ekonomi atas Iran, lapor NBC News.
Shamkani mengatakan Iran berkomitmen tidak akan memproduksi senjata nuklir, terutama menyingkirkan persediaan uranium yang diperkaya tinggi dan setuju untuk memperkaya uranium hanya sampai pada tingkat yang lebih rendah yang diperlukan untuk penggunaan sipil.
Iran juga akan mengizinkan pengawas internasional mengawasi proses tersebut, jika sanksi ekonomi terhadap Iran dicabut, kata laporan itu pada Rabu (14/5).
Shamkani bahkan menyatakan kesiapan Iran untuk menandatangani perjanjian pada saat yang bersamaan dengan pencabutan sanksi jika persyaratan tersebut disetujui.
Sebelumnya pada Minggu (11/5), AS-Iran mengadakan putaran keempat perundingan tidak langsung di Oman untuk membahas program nuklir Teheran.
Baca juga: Trump: Situasi Iran berbahaya, Qatar bisa menjadi kunci perdamaian
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa perundingan itu sulit tetapi membantu dalam memahami posisi masing-masing dengan lebih baik dan mengidentifikasi cara-cara rasional untuk mengatasi perbedaan.
Putaran pertama dan ketiga perundingan tidak langsung AS-Iran diadakan di Muscat pada 12 dan 26 April lalu, sedangkan putaran kedua diadakan di Roma pada 19 April.
Perundingan dimulai setelah Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada Khamenei pada awal Maret lalu, menawarkan perjanjian baru tentang program nuklir republik Islam itu dan mengancamnya dengan kekuatan militer jika upaya diplomatik gagal.
Iran menolak perundingan langsung tetapi setuju untuk melakukan dialog tidak langsung.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: AS keluarkan sanksi terbaru terkait Iran
Baca juga: Iran: sanksi baru oleh AS bertentangan dengan perundingan nuklir
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025