HPMPI sampaikan nasib Pertashop Bengkulu ke DPR RI dampak alur dangkal

5 hours ago 2

Bengkulu (ANTARA) - Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) menyampaikan nasib Pertashop di Provinsi Bengkulu yang terdampak pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.

"Anggota DPR Komisi V dan VI DPR RI sudah saya datangi. Oleh salah satu anggota DPR RI komisi VI Dirut Pelindo ditelepon, dan janjinya minggu ke 3 Mei 2025 ini sudah sampai kapal keruk yang besar," kata Ketua Umum DPP HPMPI Steven lewat pesan elektronik di Bengkulu, Kamis.

Steven juga mengunjungi DPR RI menyampaikan keluhan masyarakat pelosok desa yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan BBM dari lembaga penyalur Pertashop dan berharap penyelesaian pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu bisa segera terealisasi.

Kondisi pendangkalan alur mengakibatkan banyak kapal pengangkut tidak bisa bersandar di dermaga pelabuhan, termasuk kapal pengangkut BBM Pertamina. Kondisi tersebut sudah berlangsung selama 1,5 bulan belakang.

Akibatnya, Pertashop juga kesulitan mendapatkan pasokan BBM dari Pertamina karena pendistribusian alternatif BBM dari provinsi tetangga lewat jalur darat sangat terbatas.

Lini usaha Pertashop di Provinsi Bengkulu pun mencatatkan angka kerugian kolektif setidaknya Rp15 miliar selama kondisi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Pada April 2025 saja lanjut dia lebih kurang kerugian secara kolektif yang harus ditanggung mencapai Rp10,5 miliar, dan sampai 14 Mei 2025 ini diperkirakan angkanya Rp 4,5 miliar.

Perhitungan itu diperoleh dari proyeksi keuntungan kotor apabila menjual 3 ton per hari, kurang lebih Rp2,5 juta dikalikan jumlah hari kekosongan akibat terlambatnya BBM diantar ke lembaga penyalur Pertashop aktif yang berjumlah 150 unit.

"Menjadi pertanyaan besar, bagaimana kami dapat memenuhi kebutuhan BBM masyarakat di pelosok desa. Saya berharap Pertamina dapat menanggapi keluhan kendala suplai ini dengan menambah mobil tangki untuk konsinyasi pengangkutan stok BBM ke Terminal BBM Pulau Baai, agar suplai bisa lebih optimal," kata Steven.

Pertashop di Bengkulu harus antre menunggu pasokan BBM yang didistribusikan lewat jalur darat, namun waktu, jumlah, dan pasokannya pun yang didapatkan Pertashop tidak bisa dipastikan.

Jumlah mobil tangki konsinyasi untuk Pertashop yang hanya seadanya semakin memperburuk keadaan. Keseluruhan permintaan BBM Pertamax untuk Pertashop di atas 90 ton, hanya disuplai 16 ton dari Fuel Terminal Pulau Baai.

Hal itu pula lah yang mengakibatkan kerugian besar lini bisnis dari 150 Pertashop Bengkulu yang masih beroperasi. Pertashop harus menanggung biaya operasional yang besar setiap harinya, namun tidak memiliki komoditas BBM yang bisa dijual.

Baca juga: Pelindo datangkan 2 kapal keruk besar atasi pendangkalan alur Bengkulu

Baca juga: Pemkot Bengkulu terima DBH 2025 sebesar Rp33,95 miliar

Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mendatangkan 2 kapal keruk besar yakni Kapal CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 untuk menyelesaikan permasalahan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.

"Kami memahami pentingnya alur pelayaran yang optimal bagi aktivitas logistik di Bengkulu. Saat ini, koordinasi dengan pihak terkait sudah dilakukan dan kapal keruk dijadwalkan tiba dalam waktu dekat," kata General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko.

Pelindo memastikan bahwa kapal keruk tersebut akan segera tiba di Pelabuhan Pulau Baai. Kapal keruk yang berdimensi lebih besar itu didatangkan dari Batam dan saat ini kapal sudah dalam perjalanan.

Langkah itu kata dia merupakan aksi nyata terkait penanganan kondisi alur Pelabuhan Pulau Baai guna normalisasi alur pelabuhan yang merupakan bagian dari rencana Revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai.

Proses pengerukan difokuskan pada pendalaman dan pelebaran alur pelayaran guna memastikan kapal-kapal bermuatan besar dapat bersandar dengan aman dan efisien.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |