Pengamat: Strategi multilateralisme tingkatkan daya tawar hadapi Trump

7 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta menilai strategi multilateralisme dapat meningkatkan daya tawar negara dalam menghadapi kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Kalau semua negara bergabung, bernegosiasi dengan AS bareng, membuat semacam multilateral, itu bisa jadi daya tawar yang lebih tinggi," kata Krisna dalam diskusi daring bertajuk "Menyikapi Tarif Amerika: Apa Strategi Indonesia?" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, kebijakan tarif resiprokal AS menciptakan prisoners dilemma, yang mendorong tiap-tiap negara menyusun strategi bilateral masing-masing.

Dia utamanya mendorong langkah multilateralisme ASEAN+3 (10 negara ASEAN beserta Jepang, Korea Selatan, dan China).

Baca juga: Djiwandono: Pemerintah RI sudah cukup aktif tanggapi kebijakan Trump

Krisna meyakini persatuan negara-negara di kawasan ini dapat menambah daya tawar dalam menghadapi tarif dagang Trump.

Indonesia telah menyerukan penguatan multilateralisme, salah satunya disampaikan pada Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-58 di Milan, Italia, pada 3–6 Mei 2025.

Pada agenda ADB Governors' Business Session, Indonesia yang diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menyampaikan ketidakpastian global memicu kerentanan rantai pasok.

Wamenkeu menekankan pentingnya multilateralisme yang dapat memberikan solusi yang saling menguntungkan, mendorong pertumbuhan inklusif, dan mengurangi ketimpangan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mendorong agar ASEAN+3 dapat menjadi representasi peredam ketegangan dan konflik yang terjadi dalam level global.

Indonesia pun memperkuat kerja sama perdagangan dengan Jepang untuk wilayah ASEAN di tengah kebijakan tarif resiprokal.

Jepang pernah menghadapi isu serupa pada era 80-an terkait dengan kebijakan tarif AS. Pengalaman Jepang dalam menghadapi perang dagang dengan AS dianggap memberikan perspektif yang berharga dan menjadi referensi penting dalam menyusun langkah ke depan.

Kedua negara juga sepakat bahwa kedekatan budaya, geografis, dan sejarah antara negara ASEAN+3 merupakan fondasi kuat untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan.

Baca juga: Tarif AS Timbulkan Ancaman Jangka Pendek, tetapi ASEAN akan Bertahan

Baca juga: OJK: Sektor jasa keuangan terjaga di tengah tingginya dinamika ekonomi

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |