Menag paparkan konsep "Pancasila dan Diversity" di forum internasional

3 months ago 40

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mempromosikan Pancasila dan diplomasi agama sebagai solusi global dalam membangun masyarakat majemuk yang harmonis, saat menyampaikan pidato kunci di International Conference on Cohesive Societies (ICCS) 2025 di Singapura.

"Pancasila menawarkan konsep yang rasional untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dan role model kerukunan dunia," kata Menag Nasaruddin Umar melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Menag menilai Pancasila sebagai ideologi bangsa lahir dari konsensus para pendiri dan terbukti mampu memayungi keberagaman Indonesia. Keanekaragaman suku, budaya, adat, dan bahasa justru menjadi kekuatan pemersatu.

"Kita bersyukur Indonesia adalah negara yang majemuk dan memiliki keberagaman suku, budaya, adat istiadat, bahasa," ujar Menag.

Baca juga: Sekjen Kemenag: Pancasila alasan utama RI berhasil kelola keberagaman

Menag Nasaruddin menyebut menyebut prinsip unity in diversity bukan hanya slogan, melainkan karakter Bangsa Indonesia yang telah diakui dunia.

"Keberagaman yang menjadi pembentuk lahirnya Bangsa Indonesia dan disegani dunia. Kita menjadi contoh yaitu prinsip bersatu dalam perbedaan atau sering dikenal dengan istilah unity in diversity adalah berbeda-beda tetapi satu juga," lanjutnya.

Menag juga menyampaikan bahwa Indonesia aktif mempromosikan religious diplomacy. Pendekatan berbasis agama dinilai lebih mampu menjangkau nilai-nilai kemanusiaan universal dibanding diplomasi formal yang sering terbatas pada kepentingan politik.

Baca juga: Kepala BPIP: Peserta Diklatpimnas II Kemenag harus perkuat Pancasila

"Kami terus mempromosikan apa yang disebut sebagai diplomasi agama religious diplomacy. Bahasa agama mampu menembus batas keyakinan, karena bagi kami, kemanusiaan itu satu. Tidak ada yang lain," tegasnya.

Diplomasi formal, kata Menag, seringkali terbatas oleh kepentingan politik. Sebaliknya, pendekatan berbasis agama lebih inklusif sehingga menyentuh nilai-nilai universal seperti kemanusiaan dan penghormatan kepada nilai nilai manusia.

"Deklarasi Istiqlal mencerminkan keselarasan antara nilai-nilai agama, Bhinneka Tunggal Ika dan falsafah kebangsaan Indonesia. Bahkan, Vatikan memberi kontribusi dengan menambahkan unsur Pancasila dalam naskah deklarasi. Deklarasi Istiqlal merupakan respons terhadap dua krisis besar dunia, yakni dehumanisasi dan perubahan iklim dunia," tutur Menag Nasaruddin Umar.

Baca juga: Kemenag: Deklarasi Istiqlal perkuat hubungan agama dan budaya

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |